identif.id – Wakatobi merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Tenggara.Wakatobi dikenal dengan pariwisata bawah lautnya, yang hampir dikenal di seluruh mancanegara. Di Wakatobi ada salah satu perkampungan indah yakni Mola.
Mola adalah nama perkampungan yang ada di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di sinilah suku Bajo yang terkenal sebagai pelaut ulung tinggal.
Sebagaimana diketahui bahwa orang Bajo merupakan suku yang hidup di laut, dan mengembara di laut untuk memperoleh kehidupan. Di Wakatobi orang Bajo tersebar di beberapa tempat, yakni di pulau Wangi –Wangi ada perkampungan Bajo di Desa mola, di pulau Kaledupa ada orang Bajo yang hidup di daerah Mantigola, Sampela, dan La Hoa, serta yang terakhir di pulau Tomia ada perkampungan Bajo La Manggau.
Kini, selain melaut, suku Bajo pun mengenal pariwisata sebagai salah satu hal yang bisa menopang perekonomian. Mengedepankan kearifan lokal, orang Bajo menatap masa depan dengan pariwisata.
Berikut paket-paket wisata Bajo Mola yang identik dengan laut.
Dolphin Watching
Mengamati lumba-lumba merupakan hal yang biasa bagi masyarakat Bajo, karena kehidupan keseharian mereka di laut, dan lumba-lumba sebagai alat untuk memberi tahu tempat ikan-ikan berada.
Hal ini dilihat sebagai satu kesempatan yang menarik untuk dimasukan dalam paket wisata, karena yang menjadi ciri khas orang Bajo adalah adaptasinya di tengah lautan, sehingga bisa mengetahui titik-titik (spot) lumba-lumba biasa berada.
Menurut pemandu wisata, yang sekaligus adalah orang Bajo, mengatakan bahwa setiap mereka mendatangkan wisatawan untuk melihat lumba-lumba, pasti para wisatawan merasa senang dan puas, karena benar-benar merasakan sensasi kehidupan di laut yang sebenarnya. Orang Bajo mau menunjukkan bahwa mereka memiliki budaya yang menjaga kelestarian laut, sehingga laut bisa menjadi masa depan anak-cucu mereka.
Bajo Cultural Walking Tour
Perjalanan wisata berkeliling di daerah desa Mola Wakatobi ini, bukan perjalanan yang biasa. Dengan berjalan kaki melewati gang-gang sempit dari pemukiman Bajo yang kini telah menetap di Mola.
Hal yang menarik ketika menelusuri pemukiman Bajo ini adalah para pengunjung diajak untuk mengenal sejarah dan budaya Bajo, yang kaya akan filosofi dan nilai-nilai kehidupannya. Pada akhirnya, belajar dari budaya Bajo ini akan memberi suatu refleksi kritis dari kehidupan pengunjung di dalam konteks dan budaya yang berbeda.
Canoeing
Bersampan merupakan salah satu cara untuk mengingat dan melakukan refleksi akan kebudayaan Bajo yang bertahan sekian lama di lautan. Orang Bajo menyebut perahu dengan sebutan lepa, sehingga dengan menggunakan lepa ini, mereka dapat hidup di berbagai tempat secara nomadik.
Orang Bajo membuka paket wisata ini dengan tujuan agar para pengunjung mengetahui sejarah orang Bajo dan merasakan langsung kehidupan di atas lautan (mencari ikan, mengambil air dan menikmati kehidupan di lautan).
Bajo Culinary
Sebagaimana kehidupan sehari-hari orang Bajo, yang hidup dikelilingi oleh laut dan hidup melalui itu, maka mereka membuat suatu makanan khas untuk dikonsumsi dalam keseharian mereka. Khususnya ketika orang Bajo, yang mayoritasnya adalah nelayan, dan akan berpergian untuk melaut dalam waktu yang lama, sehingga membutuhkan makanan yang bisa tahan lama. Karena itu, makanan khas orang Bajo adalah Kasoami Bajo, yang terbuat dari singkong, sehingga dapat menjadi pengganti nasi, dan dapat bertahan dalam waktu 3 hari.
Kasoami ini sebenarnya adalah makanan khas Wakatobi yang berbentuk kerucut, namun Kasoami orang Bajo ini memiliki khas yang sama, namun berbentuk bulat pipih.
Kuliner Bajo ini disediakan kepada pengunjung, agar mereka dapat menikmati makanan khas orang Bajo. Ada juga makanan khas lainnya, yakni roti Bajo, dinamakan roti Bajo karena merupakan khas dari buatan tangan orang Bajo, dan roti ini dapat bertahan cukup lama untuk dimakan.
Star Telling
Paket wisata yang dibuka ini merupakan satu hal yang menarik, karena melalui cerita bintang, yang dilakukan oleh orang Bajo itu sendiri, mereka memberitahu kepada para pengunjung bahwa mereka mempunyai cara tersendiri untuk melihat arah angin, cuaca dan pasang surutnya air laut hanya melalui pengamatan mereka terhadap benda-benda langit.
Orang Bajo yang terbiasa hidup di laut, mempunyai pola tersendiri untuk mengamati struktur benda langit dan digunakan sebagai alat untuk mencari tempat tinggal ‘sementara’ maupun sebagai alat untuk menunjukkan waktu, yang berguna bagi orang Bajo dalam kehidupan mereka sehari-hari.