Balai karantina pertanian kelas II Gorontalo Bekerjasama Dengan PT Tri Jaya Tangguh Lakukan Ekspor Kelapa Parut Ke Negara Rusia

Identif, Gorontalo – Kementrian pertanian melalui Balai karantina pertanian kelas II Gorontalo melakukan ekspor kelapa parut/tepung kelapa (dessicated coconut) ke negara rusia senilai Rp.455.000.000.

 

Kepala Balai Karantina Pertanin Kelas II Gorontalo, M. Syahrir menjelaskan bahwa kegiatan ekspor ini dilakukan secara serentak yang di pimpin langsung Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bersama kepala Kepolisian Republik Indonesia.

 

Gebyar ekspor kementrian pertanian ini akan melakukan pelepasan hasil pertanian dengan total 1,3 Juta Ton atau senilai 14,4 Triliun untuk diekspor ke-124 negara.

 

“Acara dilaksanakan secara Hybrid, serta terkoneksi secara langsung di 33 Pintu Ekspor, dengan pengawalan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di masing-masing daerah,” Kata Sahrir.

 

Sementara untuk Gorontalo, dengan lokus PT. Tri Jaya Tangguh melakukan ekspor komoditi kelapa parut atau tepung kelapa sebanyak 24.000 kilogram dengan nilai Rp. 455.000.000.

Baca Juga :   Jokowi Instruksikan Pengawalan Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri

 

“Sebelum di ekspor, kami telah melakukan tindakan karantina untuk memastikan komoditas ekspor bebas hama dan penyakit, serta melakukan release Phyto Sanitary sebagai jaminan kesehatan sekaligus persyaratan ekspor,” Kata Sahrir.

 

Rencana ekspor tepung kelapa tahun 2021 Provinsi Gorontalo juga menargetkan negara Polandia, USA, Perancis, Jerman, Rusia, Mesir, dan Spanyol sebagai tujuan ekspor.

 

“pada kesempatan kali ini PT Tri Jaya Tangguh hadir menjadi salah satu eksportir tepung kelapa (dessicated coconut) yang sukses menembus pasar Eropa, China, Brazil, juga Jepang,” Ujarnya.

 

Lebih lanjut Sahrir mengungkapkan bahwa tren peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, di Provinsi Gorontalo sepanjang 2021 ditunjukkan dari gambaran data triwulan BPS yang menyatakan peningkatan sebesar 3,04% dari triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020, dan 2,75 % pada triwulan III-2021 terhadap triwulan sebelumnya.

Baca Juga :   Presiden Sampaikan Sejumlah Pandangan pada Sidang Komisi ke-78 UNESCAP

 

Yang ternyata sisi produksi didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 39,34%. Sementara dari sisi pengeluaran didukung oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 9,35%.

 

Menurut penjelasan dari Kementrian Pertanian, ekspor pertanian periode Januari – Oktober 2021, mencapai Rp.518.85 triliun, meningkat 47,36% dibanding periode yang sama pada 2020 yaitu sebesar Rp. 352.09 triliun.

 

Data Sistem IQ-Fast Karantina Pertanian Gorontalo menunjukkan penurunan 64,18% dari volume barang yang diekspor sepanjang 2021, namun terjadi peningkatan nilai ekspor sebanyak 37,76%, yaitu Rp.429 miliar dari Rp.311 miliar di 2020.

Baca Juga :   Atasi Lonjakan Harga Pangan Pemerintah Siapkan Bantuan Sosial

 

Nilai tersebut didominasi oleh sektor perkebunan dan turunannya seperti briket arang, bungkil kelapa, kelapa parut, santan kelapa, dan air kelapa.

 

Sahrir menilai, penurunan volume tersebut diakibatkan oleh berkurangnya ragam jenis komoditas ekspor yang diminta oleh mitra dagang. Seperti komoditi cengkeh, kopi, daun pakis, jagung biji, minyak sawit mentah, dan tetes tebu.

 

Kemudian juga di barengi dengan berkurangnya ekspor jagung yang disebabkan oleh harga jagung dalam negeri lebih tinggi.

 

Namun demikian, volume dan nilai ekspor produk turunan kelapa meningkat dibanding tahun 2020.

 

“Ini kabar baiknya, sepanjang 2020 sampai 2021 secara umum sektor pertanian kita tidak terpengaruh Covid, justru mampu memberikan kontribusi nasional.” Pungkas Sahrir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *