Cara penularan rabies dari manusia ke manusia – Rabies, penyakit mematikan yang ditularkan melalui gigitan hewan, kini dapat menyebar dari manusia ke manusia. Fenomena mengerikan ini menimbulkan pertanyaan yang mendesak: bagaimana virus rabies dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, dan apa saja implikasinya bagi kesehatan masyarakat?
Artikel ini akan mengungkap mekanisme penularan rabies dari manusia ke manusia, mengeksplorasi faktor risiko, dan menyoroti langkah-langkah penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang berpotensi fatal ini.
Cara Penularan Rabies dari Manusia ke Manusia
Penularan rabies dari manusia ke manusia jarang terjadi, tetapi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan air liur atau jaringan saraf dari orang yang terinfeksi.
Faktor Risiko Penularan
- Gigitan atau cakaran dari orang yang terinfeksi rabies
- Kontak dengan air liur atau jaringan saraf dari orang yang terinfeksi
- Transplantasi organ atau jaringan dari donor yang terinfeksi
Contoh Kasus
Salah satu kasus penularan rabies dari manusia ke manusia yang terkenal terjadi pada tahun 2004 di Amerika Serikat. Seorang pria terinfeksi rabies setelah menerima transplantasi kornea dari donor yang terinfeksi rabies.
Gejala Penularan
Gejala penularan rabies dari manusia ke manusia sama dengan gejala rabies yang ditularkan dari hewan, antara lain:
- Demam
- Sakit kepala
- Kejang
- Kelumpuhan
- Kematian
Pencegahan
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk rabies setelah gejala muncul. Pencegahan sangat penting, yang meliputi:
- Menghindari kontak dengan hewan liar
- Vaksinasi rabies untuk orang yang berisiko tinggi
- Segera mencari pertolongan medis setelah tergigit atau tercakar oleh hewan
Contoh Kasus Rabies pada Manusia
Kasus rabies pada manusia sangat mematikan, dengan tingkat fatalitas hampir 100% jika tidak diobati. Salah satu kasus nyata yang terkenal terjadi pada seorang gadis berusia 15 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2004. Gadis tersebut digigit kelelawar di jari tangannya saat tidur.
Ia tidak menyadari gigitan itu sampai keesokan harinya, saat jari tangannya mulai terasa sakit dan bengkak.Dalam beberapa hari berikutnya, gadis tersebut mengalami gejala seperti flu, termasuk demam, sakit kepala, dan mual. Gejala-gejala ini berangsur-angsur memburuk, dan ia mulai mengalami kesulitan bernapas dan menelan.
Ia juga menjadi sangat sensitif terhadap cahaya dan suara.Pada hari ke-10 setelah digigit, gadis tersebut dibawa ke rumah sakit dalam kondisi koma. Ia didiagnosis menderita rabies dan meninggal beberapa hari kemudian.
Pentingnya Pencegahan dan Pengobatan Rabies
Kasus rabies pada manusia dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin rabies sangat efektif dan dapat melindungi seseorang dari rabies selama bertahun-tahun. Vaksin ini sangat dianjurkan bagi orang yang berisiko tinggi tertular rabies, seperti dokter hewan, petugas laboratorium, dan pelancong yang mengunjungi daerah endemis rabies.Selain
vaksinasi, penting juga untuk segera mencari pertolongan medis jika seseorang digigit atau terpapar hewan yang diduga rabies. Perawatan segera dapat membantu mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa.
Sayangnya, rabies juga dapat menular dari manusia ke manusia melalui gigitan atau cakaran yang terinfeksi. Untuk mencegah penularan ini, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti menghitung hari aqiqah untuk bayi yang baru lahir. Aqiqah merupakan tradisi Islam yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh, keempat belas, atau dua puluh satu setelah kelahiran.
Cara menghitung hari aqiqah yang tepat dapat membantu memastikan bahwa bayi terlindungi dari infeksi rabies dan penyakit berbahaya lainnya.
Pencegahan Penularan Rabies dari Manusia ke Manusia
Penularan rabies dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi, tetapi tetap menjadi perhatian serius. Langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Vaksinasi
Vaksinasi rabies sangat efektif dalam mencegah infeksi pada manusia yang terpapar virus. Vaksinasi direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi tertular rabies, seperti petugas laboratorium, dokter hewan, dan orang-orang yang bepergian ke daerah endemik rabies.
Imunoglobulin Rabies
Imunoglobulin rabies adalah antibodi yang dapat memberikan perlindungan segera terhadap rabies. Imunoglobulin diberikan bersama dengan vaksin rabies pada individu yang terpapar virus, seperti gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi.
Penularan rabies dari manusia ke manusia memang jarang terjadi, namun bisa melalui gigitan, cakaran, atau air liur yang mengandung virus. Salah satu cara untuk menulis angka arab dengan benar adalah dengan mengikuti aturan cara nulis angka arab yang tepat. Namun, kembali ke topik rabies, penting untuk melakukan vaksinasi dan menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi untuk mencegah penularan yang mematikan ini.
Manajemen Pasien yang Terpapar
Jika seseorang terpapar virus rabies, penting untuk segera mencari perawatan medis. Penatalaksanaan pasien yang terpapar rabies melibatkan:
- Membersihkan luka secara menyeluruh dengan sabun dan air.
- Menggunakan desinfektan, seperti alkohol 70%, untuk membersihkan area yang terinfeksi.
- Memeriksa status vaksinasi rabies pasien.
- Mulai pemberian vaksinasi rabies dan imunoglobulin rabies jika diperlukan.
- Melakukan karantina dan pengamatan hewan yang diduga menularkan rabies.
Perawatan Rabies pada Manusia
Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, termasuk anjing, kucing, dan kelelawar. Jika tidak diobati, rabies hampir selalu berakibat fatal.
Perawatan rabies pada manusia melibatkan langkah-langkah pencegahan pasca pajanan dan pengobatan jika infeksi telah terjadi.
Penilaian Risiko
Langkah pertama dalam mengelola pasien yang diduga terinfeksi rabies adalah menilai risiko pajanan. Hal ini meliputi:
- Menentukan jenis hewan yang menggigit atau mencakar
- Mengevaluasi tingkat keparahan gigitan atau cakaran
- Memeriksa riwayat vaksinasi hewan
- Menilai kemungkinan hewan tersebut terinfeksi rabies
Karantina
Jika risiko infeksi dianggap tinggi, pasien mungkin perlu dikarantina untuk mengamati gejala rabies. Karantina biasanya berlangsung selama 10 hari.
Pengumpulan Informasi
Informasi penting yang perlu dikumpulkan dari pasien meliputi:
- Tanggal dan waktu gigitan atau cakaran
- Lokasi gigitan atau cakaran
- Deskripsi hewan yang menggigit atau mencakar
- Riwayat vaksinasi pasien
- Gejala yang dialami pasien
Tindakan Pencegahan Pasca Pajanan
Tindakan pencegahan pasca pajanan diberikan untuk mencegah infeksi rabies pada pasien yang belum terinfeksi. Tindakan ini meliputi:
- Mencuci luka dengan sabun dan air
- Memberikan vaksin rabies
- Memberikan imunoglobulin rabies (RIG)
Pengobatan Rabies
Jika pasien telah terinfeksi rabies, pengobatan meliputi:
- Pemberian antivirus, seperti ribavirin
- Perawatan suportif, seperti bantuan pernapasan dan cairan intravena
Prognosis rabies pada manusia buruk. Tingkat kematian mendekati 100% setelah timbulnya gejala.
Peran Hewan dalam Penularan Rabies
Hewan berperan krusial dalam penularan rabies ke manusia. Berbagai spesies hewan dapat membawa virus rabies, tetapi yang paling umum adalah:
Anjing
- Menyumbang 99% kasus rabies pada manusia di seluruh dunia.
- Menularkan rabies melalui gigitan atau cakaran yang terinfeksi.
Kucing
- Menyumbang sebagian kecil kasus rabies pada manusia.
- Menularkan rabies melalui gigitan atau cakaran yang terinfeksi.
Hewan Liar
- Hewan liar seperti kelelawar, rakun, sigung, dan rubah juga dapat membawa rabies.
- Menularkan rabies melalui gigitan atau cakaran yang terinfeksi.
- Hewan liar berperan sebagai reservoir virus rabies di alam.
Strategi Pengendalian Rabies pada Populasi Hewan
Mengendalikan rabies pada populasi hewan sangat penting untuk melindungi kesehatan manusia dan hewan. Strategi pengendalian meliputi:
Vaksinasi
- Vaksinasi massal anjing dan kucing efektif dalam mengurangi penyebaran rabies.
- Vaksinasi rutin direkomendasikan untuk semua hewan peliharaan.
Pengendalian Populasi
- Pengendalian populasi hewan liar melalui program pengendalian kelahiran atau perburuan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran rabies.
- Pengelolaan populasi hewan liar sangat penting di daerah di mana rabies endemik.
Program Penyuluhan
- Program penyuluhan masyarakat tentang rabies sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah penularan.
- Program ini meliputi pendidikan tentang gejala rabies, risiko penularan, dan langkah-langkah pencegahan.
Dampak Rabies pada Kesehatan Masyarakat
Rabies merupakan penyakit mematikan yang berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan gejala neurologis yang parah dan seringkali berujung pada kematian.
Insiden rabies pada manusia bervariasi tergantung wilayah geografis. Di daerah endemis, seperti Asia dan Afrika, rabies masih menjadi ancaman besar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 59.000 orang meninggal karena rabies setiap tahunnya.
Dampak Ekonomi dan Sosial Rabies
Rabies tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berdampak negatif pada perekonomian dan masyarakat.
Penularan rabies dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi, namun dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran dari orang yang terinfeksi. Sementara itu, jika waktu ashar telah tiba dan kita belum melaksanakan sholat dhuhur, maka terdapat cara khusus untuk menjamak kedua sholat tersebut.
Cara sholat dhuhur di waktu ashar dapat dipelajari melalui tautan berikut: cara sholat dhuhur di waktu ashar . Meskipun jarang, penularan rabies dari manusia ke manusia tetap perlu diwaspadai dan segera mendapatkan penanganan medis.
- Kerugian Ekonomi:Rabies menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak dan industri pariwisata. Peternakan dapat kehilangan ternak akibat infeksi rabies, yang berdampak pada mata pencaharian dan keamanan pangan.
- Dampak Sosial:Rabies dapat menimbulkan stigma dan ketakutan dalam masyarakat. Orang yang digigit hewan yang terinfeksi rabies mungkin dikucilkan atau dijauhi karena takut tertular.
Peran Organisasi Kesehatan Masyarakat
Organisasi kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam mencegah dan mengendalikan rabies.
- Surveilans:Melacak kasus rabies pada manusia dan hewan untuk mengidentifikasi daerah berisiko tinggi dan memantau tren penyakit.
- Vaksinasi:Mempromosikan vaksinasi rabies pada manusia dan hewan untuk mencegah infeksi.
- Pengelolaan Hewan:Mengendalikan populasi hewan liar, melakukan vaksinasi hewan peliharaan, dan menerapkan tindakan karantina untuk mencegah penyebaran rabies.
- Pendidikan:Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang rabies, cara penularannya, dan langkah-langkah pencegahan.
– Rincikan kemajuan terbaru dalam penelitian rabies, termasuk pengembangan vaksin dan terapi baru, dengan memberikan contoh spesifik dan data yang relevan.
Penelitian rabies telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, mengarah pada pengembangan vaksin dan terapi baru yang menjanjikan.
Vaksin Rabies Baru, Cara penularan rabies dari manusia ke manusia
- Vaksin Rabies Intranasal: Vaksin ini diberikan melalui hidung, memberikan perlindungan cepat dan efektif terhadap rabies.
- Vaksin Rabies Rekombinan: Vaksin ini menggunakan teknologi rekombinan untuk menghasilkan protein rabies yang memicu respons imun.
- Vaksin Rabies DNA: Vaksin ini mengandung DNA rabies, yang memicu sel-sel tubuh untuk memproduksi protein rabies dan membangun kekebalan.
Terapi Rabies Baru
- Rabies Immunoglobulin (RIG): Ini adalah antibodi yang diberikan setelah terpapar rabies untuk menetralkan virus.
- Rabies Vaccine (RV): Ini adalah vaksin yang diberikan setelah terpapar rabies untuk memicu respons imun.
- Terapi Antiviral: Obat antivirus, seperti favipiravir, menunjukkan potensi dalam menghambat replikasi virus rabies.
Edukasi dan Kesadaran Rabies
Rabies merupakan penyakit mematikan yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus rabies. Edukasi dan kesadaran publik sangat penting untuk mencegah penularan rabies dan melindungi kesehatan masyarakat.
Salah satu strategi utama untuk meningkatkan kesadaran rabies adalah mengembangkan materi pendidikan yang mudah dipahami dan relevan dengan berbagai kelompok sasaran. Materi ini dapat mencakup brosur, poster, artikel, dan video yang menjelaskan gejala rabies, cara penularannya, dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Strategi Edukasi Rabies
- Kembangkan strategi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang rabies dan pencegahannya.
- Rancang materi pendidikan tentang rabies untuk berbagai kelompok sasaran, termasuk anak-anak, orang dewasa, petugas kesehatan, pelatih hewan, dan komunitas pedesaan.
- Jelaskan peran media dan komunitas dalam mempromosikan edukasi rabies, meliputi membuat kampanye media massa, mengadakan lokakarya dan presentasi, dan membagikan materi pendidikan melalui pusat komunitas dan sekolah.
Target Kelompok Edukasi Rabies
- Anak-anak: Edukasi anak-anak tentang rabies melalui program sekolah, kampanye media, dan kegiatan masyarakat.
- Orang dewasa: Jangkau orang dewasa melalui kampanye media, artikel, dan lokakarya di tempat kerja dan komunitas.
- Petugas kesehatan: Berikan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan tentang rabies, termasuk gejala, diagnosis, dan pencegahan.
- Pelatih hewan: Edukasi pelatih hewan tentang rabies, termasuk cara mengenali gejala dan langkah-langkah pencegahan.
- Komunitas pedesaan: Jangkau komunitas pedesaan melalui program penyuluhan, distribusi materi pendidikan, dan kampanye media.
Contoh Materi Pendidikan Rabies
- Brosur: Brosur yang memberikan informasi dasar tentang rabies, gejala, penularan, dan pencegahan.
- Poster: Poster yang menampilkan gambar yang menarik dan pesan singkat tentang rabies.
- Artikel: Artikel yang memberikan informasi mendalam tentang rabies, termasuk sejarah, epidemiologi, dan kemajuan terkini dalam penelitian.
- Video: Video yang menjelaskan rabies dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Regulasi dan Kebijakan Rabies: Cara Penularan Rabies Dari Manusia Ke Manusia
Mengendalikan rabies pada manusia dan hewan memerlukan kerangka peraturan yang kuat untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan masyarakat. Peraturan dan kebijakan saat ini memainkan peran penting dalam mengelola rabies, namun ada kesenjangan dan rekomendasi untuk memperkuatnya.
Peraturan Saat Ini
- Vaksinasi wajib untuk hewan peliharaan di banyak wilayah.
- Pembatasan impor hewan yang berpotensi menularkan rabies.
- Pelaporan kasus rabies yang diwajibkan.
Kesenjangan
Kesenjangan dalam peraturan rabies meliputi:
- Implementasi dan penegakan yang tidak konsisten.
- Kekurangan sumber daya untuk pengawasan dan respons.
- Kurangnya kolaborasi lintas batas.
Rekomendasi
Untuk memperkuat kerangka peraturan rabies, direkomendasikan:
- Meningkatkan kepatuhan terhadap vaksinasi hewan peliharaan.
- Meningkatkan pengawasan dan respons penyakit.
- Meningkatkan kolaborasi antar wilayah dan negara.
Peran Pemerintah dan Organisasi Internasional
Pemerintah dan organisasi internasional memainkan peran penting dalam mengembangkan kebijakan rabies:
- Menetapkan standar dan pedoman.
- Memfasilitasi kolaborasi dan berbagi informasi.
- Mendukung upaya penelitian dan pengembangan.
Perbandingan Rabies dengan Penyakit Lain
Rabies adalah penyakit mematikan yang ditularkan melalui hewan, tetapi cara penularannya berbeda dari penyakit menular lainnya. Berikut perbandingan rabies dengan beberapa penyakit lain yang ditularkan melalui hewan:
Cara Penularan
- Rabies:Ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, biasanya anjing, kucing, atau kelelawar.
- Rabies Sylvatik:Ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan liar yang terinfeksi, seperti rubah, rakun, dan sigung.
- Plague:Ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi dari hewan pengerat yang terinfeksi.
- Leptospirosis:Ditularkan melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.
- Toksoplasmosis:Ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan kista dari kotoran kucing yang terinfeksi.
Gejala
- Rabies:Gejala awal meliputi demam, sakit kepala, dan kelelahan, diikuti oleh kegelisahan, halusinasi, dan kelumpuhan.
- Rabies Sylvatik:Gejala mirip dengan rabies pada manusia, tetapi biasanya lebih parah dan cepat berkembang.
- Plague:Gejala meliputi demam tinggi, menggigil, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Leptospirosis:Gejala meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan mual.
- Toksoplasmosis:Kebanyakan orang tidak mengalami gejala, tetapi beberapa mungkin mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit kepala.
Pengobatan
- Rabies:Tidak ada obat untuk rabies, tetapi pengobatan segera setelah terpapar dapat mencegah perkembangan penyakit.
- Rabies Sylvatik:Tidak ada obat untuk rabies sylvatica, tetapi pengobatan segera dapat meningkatkan peluang bertahan hidup.
- Plague:Diobati dengan antibiotik.
- Leptospirosis:Diobati dengan antibiotik.
- Toksoplasmosis:Diobati dengan antibiotik untuk wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Mitos dan Kesalahpahaman tentang Rabies
Rabies adalah penyakit mematikan yang ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi. Meskipun vaksin dan pengobatan yang efektif tersedia, masih banyak kesalahpahaman yang beredar mengenai rabies.
Mitos 1: Rabies Hanya Menular dari Hewan Liar
Fakta:Rabies dapat ditularkan dari hewan apa pun, termasuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Sebagian besar kasus rabies pada manusia berasal dari anjing yang terinfeksi.
Penularan rabies dari manusia ke manusia jarang terjadi, biasanya melalui transplantasi organ atau kontak langsung dengan jaringan saraf yang terinfeksi. Berbeda dengan proses panjang cara kredit motor di bank bri , penularan rabies ini dapat terjadi dengan cepat. Setelah virus memasuki tubuh, ia bergerak melalui sistem saraf menuju otak, menyebabkan gejala yang fatal dalam beberapa minggu atau bulan.
Mitos 2: Rabies Hanya Menular Melalui Gigitan
Fakta:Rabies dapat ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi. Virus rabies dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir, seperti mata, hidung, atau mulut.
Mitos 3: Gejala Rabies Selalu Muncul Seketika
Fakta:Masa inkubasi rabies bervariasi, biasanya antara 2 minggu hingga beberapa bulan. Gejala dapat muncul secara bertahap, dimulai dengan demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Mitos 4: Rabies Tidak Dapat Disembuhkan
Fakta:Rabies dapat disembuhkan jika ditangani dengan cepat. Vaksin rabies dan imunoglobulin rabies dapat mencegah infeksi berkembang setelah terpapar virus.
Mitos 5: Hewan yang Divaksinasi Tidak Dapat Menularkan Rabies
Fakta:Meskipun vaksin rabies sangat efektif, vaksin tersebut tidak memberikan perlindungan 100%. Hewan yang divaksinasi masih dapat menularkan rabies jika terinfeksi.
Ilustrasi Anatomi Rabies
Virus rabies ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, dan menyebar melalui sistem saraf menuju otak. Virus ini menyerang sel-sel saraf dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otak, yang akhirnya berujung pada kematian.
Jalur Penularan Rabies
Virus rabies memasuki tubuh melalui luka gigitan atau cakaran dan menyebar melalui sistem saraf perifer ke sumsum tulang belakang dan otak. Dalam sistem saraf, virus bereplikasi dan menyebabkan kerusakan jaringan yang luas, yang menyebabkan gejala neurologis yang parah.
Struktur Virus Rabies
Virus rabies adalah virus berselubung dengan genom RNA untai tunggal. Selubung virus mengandung protein glikoprotein yang memungkinkan virus menempel pada sel-sel saraf dan masuk ke dalamnya. Genom virus mengkode protein yang diperlukan untuk replikasi virus dan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Interaksi dengan Sistem Saraf
Setelah memasuki sel-sel saraf, virus rabies bereplikasi dan menyebar melalui akson, serat panjang yang mengirimkan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Virus menghancurkan akson dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otak yang luas.
Dampak Rabies pada Kesehatan Masyarakat
Rabies adalah penyakit yang berpotensi fatal dengan tingkat kematian yang tinggi. Penularan rabies dari manusia ke manusia jarang terjadi, namun tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat di daerah di mana rabies masih endemis. Pencegahan dan pengendalian rabies sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit.
Kutipan dan Referensi
Informasi dalam artikel ini didukung oleh sumber ilmiah yang kredibel. Referensi lengkap dapat ditemukan di bagian akhir.
Berikut beberapa sumber daya online yang relevan untuk informasi lebih lanjut tentang rabies:
Akhir Kata
Penularan rabies dari manusia ke manusia merupakan pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan. Dengan memahami cara penyebaran virus, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari ancaman mematikan ini.
Penelitian dan edukasi berkelanjutan sangat penting untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mencegah dan mengendalikan rabies. Dengan bekerja sama, kita dapat mengurangi dampak penyakit ini dan memastikan kesehatan masyarakat yang lebih baik untuk semua.
Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan
Bagaimana rabies dapat menyebar dari manusia ke manusia?
Rabies dapat menyebar melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung dengan air liur atau jaringan saraf orang yang terinfeksi.
Siapa yang berisiko tertular rabies dari manusia?
Petugas kesehatan, anggota keluarga, dan orang lain yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi berisiko tertular rabies.
Apa saja gejala rabies pada manusia?
Gejala rabies meliputi demam, sakit kepala, mual, muntah, dan ketakutan terhadap air (hidrofobia).
Apa yang harus dilakukan jika digigit atau terpapar orang yang terinfeksi rabies?
Segera cuci luka secara menyeluruh dan cari pertolongan medis. Vaksinasi rabies dan imunoglobulin rabies dapat diberikan untuk mencegah infeksi.