Sebagai seorang remaja yang mulai menginjak usia dewasa, menjadi mahasiswa adalah suatu kebanggaan bagi saya. Kebanggaan yang belum tentu dapat dirasakan seluruh remaja. Jelas ini karena privilege sebagai insan akademis. Terlebih bila mengingat saya adalah bagian dari kampus yang menyongsong slogan Unggul dan Berdaya Saing, Universitas Negeri Gorontalo. Ditambah lagi dengan balutan warna kuning senja dari Fakultas Ekonomi, maka lengkaplah kebanggaan saya.
Kebanggaan menjadi salah satu Mahasiswa Fakultas Ekonomi saya rasakan selama hampir tiga tahun. Tiga tahun yang saya yakini sebagai waktu paling berharga untuk mengembangkan seluruh potensi diri. Juga, sebagai sarana saya untuk menyalurkan segala gagasan, ide, dan tanggung jawab dalam berkreativitas. Setidaknya, hal ini yang saya imani sampai sebelum awal tahun ini.
Memasuki akhir tahun 2021, Fakultas Ekonomi menginisiasi pemilihan Ketua Senat Mahasiswa. Sesuatu yang patut diapresiasi. Apalagi, bila mengingat masa kepengurusan organisasi kemahasiswaan yang hanya setahun, namun sering kali berkurang karena molornya proses pelaksanaan reorganisasi.
Hal ini jelas disambut baik oleh seluruh mahasiswa. Pelaksanaannya juga berlangsung tidak alot dan cenderung tanpa konflik, dengan ditetapkannya saudara Faisal R. Moo sebagai Ketua Senat Mahasiswa secara aklamasi pada tanggal 19 Desember 2021.
Dengan tanpa adanya pemilihan, ketua terpilih akhirnya mengumpulkan kesepakatan mahasiswa dari semua jurusan, untuk sama-sama mengatur komposisi struktur organisasi. Sudah semestinya demikian, mengingat ia yang menang tanpa perlawanan dalam pemilihan.
Berselang seminggu pasca-penetapan Ketua Senat Mahasiswa, komposisi pengurus akhirnya rampung dengan kesepakatan mahasiswa dari semua jurusan. Dengan rampungnya komposisi, maka mekanisme selanjutnya yang harus ditempuh adalah pengajuan SK Pengurus kepada Pimpinan Fakultas. Namun pada proses inilah kerancuan mulai terlihat. Bahkan jelas ditampakkan.
Permohonan SK yang sudah melalui kesepakatan dan pertimbangan matang dari mahasiswa, malah dipertanyakan oleh pihak fakultas. Dimulai dari diundangnya beberapa kawan oleh pihak kemahasiswaan fakultas dengan bahasa-bahasa yang menyudutkan. Dalam pertemuan tersebut, tersirat bahwa saya dan beberapa kawan diharap untuk tidak masuk ke dalam struktur kepengurusan. Juga dalam penyampaiannya, pihak kemahasiswaan menyebutkan nama orang lain–yang sudah dipersiapkan pihak fakultas–untuk mengisi struktur pengurus yang akan kami tempati. Jelas saja penyampaian ini tidak dapat saya terima, mengingat kesepakatan yang telah dibangun sebelumnya.
Belum berhenti sampai di situ, penolakan terhadap kami bahkan terindikasi dengan ditundanya pelantikan yang harusnya dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2022. Ketua Senat terpilih juga terus mendapat tekanan untuk menghapus nama kami dalam permohonan SK yang diajukan. Dalam penuturannya, ia menerima hasutan-hasutan dari pihak tertentu yang terkesan menjatuhkan kami.
Ujungnya, struktur pengurus yang sebelumnya disusun oleh pihak fakultas bahkan dirombak kembali. Posisi struktural yang sudah disepakati untuk kami isi, dihilangkan. Seakan apa pun akan dilakukan untuk menyingkirkan kami. Yang paling disayangkan adalah sikap Ketua Senat yang menerima keputusan sepihak dari pihak fakultas.
Sebagai seorang yang diamanahkan untuk memimpin organisasi mahasiswa tertinggi di Fakultas Ekonomi, harusnya ia bisa menunjukkan independensinya. Bila dalam menyusun komposisi pengurus yang dibutuhkan saja masih bisa di intervensi, maka hal lain pun jelas sangat mungkin. Bagaimana bisa mengemban amanah untuk memimpin mahasiswa, jika keputusan yang diambil tidak berdasarkan kesepakatan dari mahasiswa. Sungguh menakutkan bila membayangkan nasib mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam satu tahun ke depan.
Dengan tulisan ini, maka kami melayangkan MOSI TIDAK PERCAYA kepada KETUA SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI 2022!
Penulis : Junaidi E. Nani (Fakultas Ekonomi UNG)