Identif, Gorontalo – Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro apresiasi langkah pemerintah dalam memberikan vaksin covid-19 bagi anak sekolah usia 6-11 tahun.
Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan bahwa meski sekolah sudah terbiasa melakukan imunisasi rutin bagi anak didik, namun untuk vaksin COVID-19 anak 6-11 tahun tetap harus memperhatikan penerapan protokol kesehatan (Prokes) selama kegiatan. Kemudian memastikan setiap orang dewasa yang terlibat dalam pelaksanaannya sudah divaksin lengkap dua dosis.
“Oleh karena itu, jika ada pemberian vaksin di sekolah, harus didukung bersama. Karena kita tahu, di sekolah juga ada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang di dalamnya ada program imunisasi,” Ujar Sri Rezeki. Minggu (26/12/2021).
Menurut Sri Rezeki pemberian imunisasi pada anak sekolah bukan hal asing bagi guru, orang tua, dan anak, tapi karena ini pemberian vaksin COVID-19 adalah imunisasi baru maka ada beberapa hal harus diperhatikan seperti hal-hal bersangkutan dengan anak, orang tua, sekolah, juga paramedis yang pada umumnya dari puskesmas yang mensupervisi.
Selain itu, Pelaksanaan vaksinasi di sekolah membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak, dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat termasuk di dalamnya orang tua. Kesepakatan dan koordinasi berbagai pihak, kapan imunisasi akan dilakukan juga jadi bagian penting.
“Orang tua sudah bersedia belum membawa putra putrinya ke sekolah. Juga kerja sama dengan puskesmas setempat yang akan menyediakan sumber daya manusia dan logistik dari vaksin itu sendiri,” Ujarnya.
Kemudian juga, harus dipastikan para guru dan petugas yang ada telah lengkap imunisasinya. Sarana penunjang menghadapi potensi munculnya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), juga perlu diperhatikan.
“Misalnya oksigen, tempat berbaring kalau pusing, peralatan dan obat untuk emergency,” tuturnya.
Lanjutnya, penjelasan kepada guru juga perlu ditegakkan untuk mengatur agar anak tidak berkerumun, supaya tidak terjadi klaster di sekolah. Misalnya, vaksinasi dilakukan bergiliran.
Setelah disuntik, anak-anak juga sebaiknya diatur untuk langsung pulang. Perlu diperhatikan pula penyediaan sarana seperti tempat cuci tangan atau tempat sampah di lingkungan kegiatan.
Sedangkan sebagai persiapan terhadap anak sebelum vaksinasi, Sri Rezeki mengajurkan orang tua memberikan pemahaman kepada anak pentingnya vaksinasi dan pelaksanaannya. Pastikan anak sudah sarapan sebelum vaksinasi, kenakan baju yang nyaman dan longgar untuk mempermudah proses penyuntikan.
“Untuk anak-anak yang punya morbiditas, misalnya jantung bawaan atau penyakit lain yang harus minum obat rutin, sebelumnya kita harus jaga mereka terkontrol dengan baik dan minum obat teratur. Sehingga waktu disuntik dalam kondisi sehat dan fit, tidak ada gejala,” Kata Sri Rezeki.
Dijelaskanya, para orang tua di anjurkan membawa catatan kesehatan anak untuk mempermudah saat skrining kesehatan, juga dapat menjelaskan dengan baik dan membantu petugas mendapatkan informasinya secara lengkap.
Pasca penyuntikan, kata Sri Rezeki, kalau ada efek samping, akan diketahui pada 30 menit pertama.
“Perhatikan 30 menit pertama apakah pusing, gatal, atau hal lainnya agar dapat diatasi dengan baik,” tuturnya.
Kemudian selama 3 hari setelah dapat suntikan, anak juga harus diawasi dengan baik, jika perlu, dapat juga melakukan konsultasi dan menghubungi tempat penyuntikan vaksin.
“Para petugas kesehatan juga harus siap sedia mengatasi kalau-kalau ada efek samping,” Tandasnya.
Semoga apa yang kita rencanakan ini berjalan lancar dan aman, sehingga anak-anak kita sehat dan tidak tertular COVID-19.