Kontemplasi Tentang Waktu

Beberapa orang dengan yakin mengatkan bahwa apa yang disebut dengan pergantian tahun/kalender itu hanya soal konsepsi fiktif, soal kesepakatan hitung-hitungan angka belaka, tidak ada yang istimewa di dalamnya. Kata mereka “apanya yang baru dari tahun baru.? Semua nihil makna, resolusi lalu percuma, hidup pun juga masih begini-begini saja, pekerjaan tetap sama, penghasilan tetap sama, rumah masih tetap sama, bahkan status asmara pun masih tetap sama. Layaknya Eyang Bisma dalam lakon pewayangan.

Jadi apa gunanya membuat refleksi akhir tahun..? semua omong kosong belaka, hanyalah konsep imajinatif manusia, yang lebih penting adalah hidup mengalir tanpa mempedulikan semua itu…!!!

Timbul kemudian pertanyaan dalam benak saya, apakah mereka itu deretan orang yang rasionalis atau sesungguhnya mereka hanyalah jelmaan orang-orang pesimis yang telah dikecewakan sedemikian rupa oleh kehidupan..? ya bagaimanapun memang benar, realitas kehidupan konkret yang meliputi kebutuhan-kebutuhan material paling mendasar itu adalah pondasi utama dalam kehidupan.

Tetapi bukankah dalam bentangan raya kehidupan ini tidak hanya berisi hal-hal yang berbentuk materialbelaka.? Bukankah perkembangan ilmu pengetahuan di era postmodern ini juga memasyurkan dengan gilang gemilang paradigm ilmu psikologis dan spiritual..? yang dimana merupakan dua cabang ilmu pengetahuan non material-empiristik itu..? (Alvian Fachrurrozi)

Bukankah gumpalan harapan positif dalam bentuk resolusi tahun baru itu pun juga adalah sebentuk fenomena energy psikologis, dan mengapa harus dihakimi dengan sudut pandang fenomena yang materialitis.?

Baca Juga :   Deprov Gorontalo Dorong Penerapan SOP Bandar Udara Djalaludin Gorontalo

Saya kemudian kembali menyoal pada persoalan angka dan tahun kalender dan perihal resolusi tahu baru di wal tadi, memang benar bahwa kalender atau bahkan sekalipun jarum jam itu tidak lain hanya merupakan konsesnsus penanda pada waktu ketika kita lihat dari segi perkembangan budaya manusia. Yang dimana lingkup keberadaan mereka sesungguhnya hanya eksis dalam kesepakatan imajinatif suatu masyarakat belaka.

Sebagaimana yang kita ketahui, konsesus soal waktu pun juga tidak bias dinikmati secara merata oleh manusia, knp demikian..?, kaum pemodal-pemodal besar kapitalis tentu saja bias lebih serakah dalam menggunakan, memanipulasi, dan menikmatinya dengan cara merampas waktu-waktu kehidupan kaum pekerja ecara berlebih.

Tapi bagi saya dengan uraian di atas tentu mempunyai sisi analisis tersendiri, saya akan tetap yakin dan percaya bahwa penemuan consensus penanda waktu seperti kalender dan jarum jam mempunyi arti/makna tersendiri. Di satu sisi justru adalah salah satu penemuan paling cerdas dan esensial dalam sepanjang sejarah peradaban manusia. Corak dunia beserta isinya ini pasti akan sangat jauh berbeda manakala mahluk yang bernama manusia hari ini tidak pernah menemukan kalender dan jarum jam sebagai penanda waktu terpenting. Ketika kita lihat mulai dari kebudayaan, agama, pendidikan, sains, dan perkembangan teknologi semua membutuhkan konsep waktu ntuk mempertahankan eksistensi maupun progress perkembangannya.

Baca Juga :   Manfaat Ampas Kopi Untuk Tanaman Hias

Ketika kita tarik dalam dunia pendidikan, terutama kita sebagai mahasiswa yg notabennya ada dlam ruang lingkup pendidikan sebagai kau terdidik tentu kita sering diperhadapkan dengan persolan sejarah, entah itu sejarah pendidikan,sejarah runtuuhnya peradaban-peradaban duni dalain seterusnya. Lantas bagaimana mungkin kita bisa memahami literature-literatur sejarah terdahulu jika para sejarawan pada waktu itu tidak sudi menanut konsep waktu, ataukah bagaimana kita memahami sejarah tanpa dilandasi oleh ruang dan waktu,,? Jadi saya kira begita besarnya summbangan konsep penanda waktu terhadap peradaban manusia.

Bahkan ketika kita melihat lebih dalam lagi peran/kontribusi waktu terhadap peradaban manusia, waktu juga mempunyai andil yang sangat besar terhadap fenomena-fenomena psikologis mannusia. Kita akan bisa bedakan, manusia yang mempunyai resolusi, impian, cita-cita dan harapan, ii semua tentunya berkiblat pada target “jangka waktu tertentu”

Baca Juga :   Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021 Sah Jadi Perda

Saya yakin dan percaya mereka yang percaya pada konsep dan targt waktu akan otomatis menjai pribadi yang aktif, progresif dan tentunya visioner, tetapi tentu juga kita harus perlu perhatikan bahwa over patuh terhadap konsep dan target waktu yang berlebih tentu juga bisa membawa dampak stres dan Frustasi.

Semoga kita di tahun baru ini mampu membuat resolusi terbaik, yaitu sebuah kobaran power psikis yang kan berdampak nyata dan bekerja secara empiric. Selamat Menapaki tahun baru 2023 Meskipun kita selalu percaya dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok dakan lebih baik dari hari sekarang, bagaimanapun kita memang harus menginsafi, bahwa hidup memang bukan tentang kesenangan belaka, tetapi ada suka duka dan perjuangan.

Cerita tentang kesenangan selalu tidk menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya, tapi tentang surge, dan jelas tidk terjadi diatas bumi kita ini.  Kehidupan ini seimbang. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaanya saja, dia sakit.

 

Penulis : Rizal Saputra H. Sembaga

Ketua HMI Komisariat MIPA

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *