Perangkat Akreditasi SMK 2018/2019 Panduan Lengkap

Akreditasi smp perangkat mtsn pelajaran persyaratan semua telah ban instansi menetapkan badan nasional

Perangkat Akreditasi SMK 2018/2019 menjadi sorotan utama dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan. Bayangkan, bagaimana sebuah SMK dapat memastikan kualitas lulusannya siap menghadapi dunia kerja yang kompetitif? Sistem akreditasi menjadi kunci jawabannya, sebuah proses yang kompleks namun vital. Wawancara mendalam ini akan mengupas tuntas seluk beluk perangkat akreditasi SMK tahun tersebut, mulai dari perkembangannya hingga dampaknya terhadap kualitas pendidikan.

Kita akan menelusuri perubahan signifikan dalam kriteria dan standar, menelaah komponen-komponen utamanya, dan menganalisis proses penilaian yang berlaku. Lebih dari itu, kita akan membahas tantangan yang dihadapi SMK dalam penerapannya, serta strategi untuk memaksimalkan dampak positifnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Siap untuk menyelami dunia akreditasi SMK?

Table of Contents

Perkembangan Perangkat Akreditasi SMK 2018/2019

Perangkat akreditasi SMK mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun, beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan SMK dan menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar global. Tahun 2018/2019 menandai babak baru dalam perjalanan akreditasi SMK, dengan penyesuaian yang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Nah, bicara soal perangkat akreditasi SMK 2018/2019, sangat penting untuk memastikan kesesuaiannya dengan kurikulum yang diterapkan. Salah satu aspek krusial yang perlu diperhatikan adalah RPP, dan untuk itu, contoh RPP yang baik bisa didapatkan dari sumber seperti contoh rpp kurikulum 2013 revisi 2017 pdf , yang bisa membantu memahami bagaimana menyusun RPP yang efektif.

Dengan RPP yang terstruktur, data dan bukti pencapaian standar untuk akreditasi SMK 2018/2019 pun akan lebih mudah dikumpulkan dan disajikan. Jadi, persiapan RPP yang matang merupakan kunci keberhasilan dalam proses akreditasi.

Ringkasan Perkembangan Perangkat Akreditasi SMK

Sebelum tahun 2018/2019, perangkat akreditasi SMK telah mengalami beberapa revisi. Perubahan-perubahan tersebut umumnya berfokus pada penyesuaian standar kompetensi keahlian, penambahan aspek penilaian berbasis kinerja, dan peningkatan transparansi proses akreditasi. Namun, revisi pada tahun 2018/2019 menandai perubahan yang lebih komprehensif dan mendalam, mencakup hampir seluruh aspek penilaian.

Perubahan Signifikan dalam Kriteria dan Standar Akreditasi SMK

Perubahan signifikan pada tahun 2018/2019 meliputi penekanan pada peningkatan mutu pembelajaran berbasis kompetensi, integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, serta peningkatan peran stakeholder dalam penjaminan mutu pendidikan. Terdapat juga penambahan bobot penilaian pada aspek praktik kerja lapangan dan keterkaitan dengan dunia usaha dan industri.

Perbandingan Elemen Penting Perangkat Akreditasi SMK

Elemen Tahun Sebelum 2018/2019 Tahun 2018/2019 Perubahan
Kurikulum Berfokus pada kompetensi keahlian Berfokus pada kompetensi keahlian dan integrasi teknologi Penambahan integrasi teknologi
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sebagai bagian dari kurikulum Penilaian lebih terstruktur dan terintegrasi dengan dunia usaha/industri Peningkatan bobot penilaian dan keterkaitan dengan industri
Sarana dan Prasarana Penilaian berdasarkan ketersediaan Penilaian berdasarkan ketersediaan dan fungsionalitas Penekanan pada fungsionalitas sarana dan prasarana
Kinerja Guru Penilaian kualitatif Penilaian kualitatif dan kuantitatif (terukur) Penambahan indikator kuantitatif

Tantangan Penerapan Perangkat Akreditasi Tahun 2018/2019

SMK menghadapi beberapa tantangan dalam menerapkan perangkat akreditasi tahun 2018/2019. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan sumber daya, perlu adanya pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan, serta adaptasi terhadap perubahan sistem penilaian yang lebih kompleks.

Contoh Kasus Penerapan Perangkat Akreditasi SMK Tahun 2018/2019

SMK Negeri 1 Jakarta, misalnya, melakukan berbagai upaya untuk memenuhi standar akreditasi baru, termasuk memperbarui kurikulum, meningkatkan kualitas praktik kerja lapangan dengan kerja sama yang lebih erat dengan industri, dan melakukan pelatihan bagi guru dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Sementara itu, SMK Swasta Bina Karya di daerah Jawa Tengah fokus pada peningkatan sarana dan prasarana, khususnya laboratorium komputer dan bengkel praktik, serta memperkuat kerjasama dengan dunia usaha untuk memberikan kesempatan praktik kerja bagi siswanya.

Komponen Utama Perangkat Akreditasi SMK 2018/2019

Perangkat akreditasi SMK tahun 2018/2019 dirancang untuk menilai kualitas pendidikan di SMK secara komprehensif. Sistem ini menggunakan berbagai komponen yang saling berkaitan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja sekolah. Komponen-komponen ini terintegrasi untuk menghasilkan penilaian yang objektif dan akurat.

Komponen Utama dan Hubungan Antar Komponen

Perangkat akreditasi SMK 2018/2019 terdiri dari beberapa komponen utama yang saling berkaitan dan membentuk sebuah sistem penilaian yang holistik. Komponen-komponen ini saling mendukung dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang kualitas sekolah. Ketidaksesuaian pada satu komponen dapat memengaruhi penilaian pada komponen lainnya. Contohnya, kekurangan sarana dan prasarana (komponen sumber daya) akan berdampak pada kualitas pembelajaran (komponen proses).

  • Standar Isi: Mencakup kurikulum, silabus, dan rencana pembelajaran yang digunakan. Standar isi harus sesuai dengan standar kompetensi lulusan (SKL) dan kebutuhan dunia kerja.
  • Standar Proses: Mencakup metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian yang digunakan. Proses pembelajaran harus efektif, inovatif, dan berpusat pada peserta didik.
  • Standar Kompetensi Lulusan (SKL): Menentukan kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan SMK. SKL menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.
  • Standar Pengelolaan: Mencakup aspek manajemen sekolah, keuangan, dan administrasi. Pengelolaan sekolah yang baik sangat penting untuk menunjang kualitas pendidikan.
  • Standar Pembiayaan: Mencakup sumber dan penggunaan dana sekolah. Pembiayaan yang terencana dan transparan sangat penting untuk menjamin keberlangsungan sekolah.
  • Standar Sarana dan Prasarana: Mencakup fasilitas sekolah seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang memadai sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran.
  • Standar Penilaian: Mencakup metode dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian harus valid, reliabel, dan objektif.
  • Standar Tenaga Kependidikan: Mencakup kualifikasi, kompetensi, dan kinerja guru dan tenaga kependidikan lainnya. Guru yang berkualitas dan profesional sangat penting untuk menjamin kualitas pendidikan.

Diagram Alur Penilaian

Proses penilaian menggunakan perangkat akreditasi SMK 2018/2019 dapat digambarkan dalam diagram alur berikut. Tim asesor akan melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, kemudian menganalisis data tersebut untuk menentukan peringkat akreditasi sekolah. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari persiapan hingga penetapan peringkat akreditasi.

Perangkat akreditasi SMK 2018/2019 memang kompleks, memerlukan data yang akurat dan terdokumentasi dengan baik. Prosesnya mengingatkan saya pada pentingnya sumber belajar yang tepat, seperti misalnya kemudahan mengakses buku penunjang pembelajaran. Bayangkan, untuk memahami materi dengan baik, guru dan siswa bisa memanfaatkan sumber daya seperti yang tersedia di download buku tematik kelas 3 revisi 2017 , walau konteksnya berbeda, prinsip aksesibilitas informasi sama pentingnya.

Kembali ke perangkat akreditasi SMK, data yang lengkap dan mudah diakses menjadi kunci keberhasilan proses akreditasi.

Diagram Alur (deskripsi): Tim asesor melakukan persiapan dan studi dokumen. Kemudian melakukan kunjungan lapangan untuk observasi langsung di sekolah, meliputi observasi kelas, wawancara dengan guru, siswa, dan kepala sekolah, serta pengecekan dokumen dan sarana prasarana. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan dikonfirmasikan. Setelah itu, tim asesor menyusun laporan dan memberikan rekomendasi peringkat akreditasi. Terakhir, peringkat akreditasi diputuskan oleh badan akreditasi.

Contoh Isi Dokumen untuk Setiap Komponen

Berikut ini contoh isi dokumen untuk beberapa komponen utama:

Komponen Contoh Isi Dokumen
Standar Isi Kurikulum SMK yang memuat kompetensi dasar dan kompetensi keahlian sesuai SKL, silabus mata pelajaran, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan standar kompetensi.
Standar Proses Dokumentasi kegiatan pembelajaran, seperti foto kegiatan belajar mengajar, portofolio siswa, dan hasil penilaian yang menunjukkan penerapan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif.
Standar Sarana dan Prasarana Daftar inventaris sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan terupdate, termasuk kondisi dan fungsinya. Dokumentasi foto kondisi ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan.
Standar Tenaga Kependidikan Data guru dan tenaga kependidikan, termasuk kualifikasi akademik, sertifikasi, dan pelatihan yang telah diikuti. Dokumentasi kinerja guru, seperti penilaian kinerja dan portofolio guru.

Tabel Ringkasan Komponen, Deskripsi, dan Indikator

Tabel berikut merangkum setiap komponen, deskripsi, dan contoh indikator pencapaian. Indikator-indikator ini digunakan sebagai acuan dalam penilaian akreditasi.

Komponen Deskripsi Indikator Pencapaian
Standar Isi Kurikulum, silabus, dan RPP yang sesuai SKL dan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum terintegrasi dengan kebutuhan industri, silabus terukur dan terarah, RPP terencana dan terdokumentasi.
Standar Proses Metode pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpusat pada peserta didik. Penerapan metode pembelajaran aktif, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan adanya penilaian autentik.
Standar Sarana dan Prasarana Fasilitas sekolah yang memadai dan mendukung proses pembelajaran. Tersedianya ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, perpustakaan yang terkelola dengan baik, dan akses internet yang memadai.
Standar Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan profesional. Guru memiliki kualifikasi akademik yang sesuai, sertifikasi profesi, dan mengikuti pelatihan secara berkala.

Standar dan Kriteria Akreditasi SMK 2018/2019

Akreditasi SMK tahun 2018/2019 merupakan proses penting untuk menilai kualitas pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Proses ini menggunakan standar dan kriteria yang komprehensif untuk memastikan bahwa SMK menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi dunia kerja. Wawancara mendalam berikut ini akan mengupas tuntas standar dan kriteria tersebut, disertai contoh penerapan dan kasus nyata.

Standar dan Kriteria Akreditasi SMK 2018/2019

Penilaian akreditasi SMK tahun 2018/2019 didasarkan pada beberapa standar utama yang mencakup berbagai aspek operasional sekolah. Setiap standar memiliki kriteria yang lebih spesifik, yang kemudian diukur melalui indikator kinerja utama (KPI). Sistem ini dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kualitas sekolah, mulai dari manajemen hingga kualitas pembelajaran.

Penjelasan Standar dan Kriteria

Standar-standar tersebut mencakup, namun tidak terbatas pada, standar pengelolaan sekolah, standar kurikulum dan pembelajaran, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar penjaminan mutu. Setiap standar memiliki kriteria yang lebih rinci. Misalnya, untuk standar pengelolaan sekolah, kriterianya meliputi visi, misi, dan tujuan sekolah yang jelas, adanya struktur organisasi yang efektif, dan sistem manajemen yang terdokumentasi dengan baik.

  • Standar 1: Standar Kelengkapan Dokumen dan Administrasi: Meliputi kelengkapan dokumen sekolah, seperti izin operasional, kurikulum, dan laporan keuangan. Kriteria mencakup ketepatan, keakuratan, dan ketersediaan dokumen tersebut.
  • Standar 2: Standar Kurikulum dan Pembelajaran: Mencakup kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, kualitas proses pembelajaran, dan ketersediaan bahan ajar yang relevan. Kriteria mencakup penggunaan metode pembelajaran yang efektif, penilaian yang berkelanjutan, dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  • Standar 3: Standar Tenaga Kependidikan: Meliputi kualifikasi, kompetensi, dan kinerja guru dan staf sekolah. Kriteria mencakup sertifikasi guru, pelatihan berkelanjutan, dan komitmen terhadap pengembangan profesional.
  • Standar 4: Standar Sarana dan Prasarana: Meliputi ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Kriteria mencakup ketersediaan laboratorium, workshop, perpustakaan, dan fasilitas pendukung lainnya yang memadai dan terawat.

Contoh Penerapan Standar dan Kriteria di SMK

Sebagai contoh, SMK X menerapkan standar kurikulum dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (PBL). Mereka juga menyediakan laboratorium komputer yang lengkap dan terawat dengan baik untuk mendukung pembelajaran di bidang teknologi informasi. Sedangkan SMK Y memenuhi standar tenaga kependidikan dengan memiliki guru-guru yang bersertifikasi dan aktif mengikuti pelatihan.

Contoh Kasus SMK yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Standar

SMK A, yang memenuhi standar, memiliki sistem manajemen yang terdokumentasi dengan baik, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, dan fasilitas yang memadai. Sebaliknya, SMK B, yang tidak memenuhi standar, mengalami kekurangan dalam hal sarana dan prasarana, memiliki guru dengan kualifikasi yang kurang memadai, dan sistem manajemen yang belum terorganisir dengan baik. Hal ini berdampak pada kualitas pembelajaran dan kesiapan lulusan memasuki dunia kerja.

Tabel Hubungan Standar, Kriteria, dan KPI

Standar Kriteria Indikator Kinerja Utama (KPI) Contoh KPI Kuantitatif
Pengelolaan Sekolah Kelengkapan Dokumen Persentase kelengkapan dokumen administrasi ≥ 95% dokumen lengkap dan akurat
Kurikulum & Pembelajaran Relevansi Kurikulum Tingkat kepuasan industri terhadap lulusan ≥ 80% industri puas terhadap kompetensi lulusan
Tenaga Kependidikan Kualifikasi Guru Persentase guru bersertifikasi ≥ 75% guru bersertifikasi profesi
Sarana & Prasarana Ketersediaan Laboratorium Rasio siswa per laboratorium ≤ 20 siswa per laboratorium

Proses Penilaian Akreditasi SMK 2018/2019

Perangkat akreditasi smk 2018/2019

Source: siplahtelkom.com

Penilaian akreditasi SMK tahun 2018/2019 merupakan proses yang kompleks dan sistematis, bertujuan untuk memastikan mutu pendidikan yang diberikan. Proses ini melibatkan berbagai pihak dengan peran dan tanggung jawab yang jelas. Berikut uraian detail mengenai proses tersebut.

Nah, bicara soal perangkat akreditasi SMK 2018/2019, perlu diingat bahwa kesiapan administrasi sangat krusial. Ini termasuk dokumentasi pembelajaran yang terukur, seperti RPP. Sebagai contoh, proses penyusunan RPP yang baik bisa kita lihat dari contoh rpp k13 kelas 3 revisi 2017 , yang menunjukkan detail perencanaan pembelajaran. Kembali ke perangkat akreditasi SMK, ketepatan dan kelengkapan dokumen-dokumen pendukung seperti RPP ini akan sangat memengaruhi hasil akreditasi SMK tersebut.

Tahapan Proses Penilaian Akreditasi

Proses penilaian akreditasi SMK tahun 2018/2019 berjalan secara bertahap dan terstruktur. Setiap tahapan memiliki dokumen pendukung yang penting untuk memastikan kelancaran proses.

  1. Pendaftaran dan Persiapan: SMK mendaftar secara online melalui sistem yang ditentukan, melengkapi dokumen persyaratan, dan menyiapkan berbagai bukti fisik dan non-fisik yang dibutuhkan.
  2. Verifikasi Dokumen: Tim asesor melakukan verifikasi dokumen yang telah diajukan oleh SMK. Tahap ini memastikan kelengkapan dan kebenaran data yang disampaikan.
  3. Visitasi Lapangan: Tim asesor melakukan kunjungan ke SMK untuk melakukan observasi langsung terhadap berbagai aspek, mulai dari sarana dan prasarana, proses pembelajaran, hingga kinerja guru dan siswa. Observasi ini mencakup wawancara dengan kepala sekolah, guru, siswa, dan stakeholder lainnya.
  4. Pengolahan Data dan Analisis: Tim asesor mengolah data dan hasil observasi lapangan yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan secara komprehensif untuk menilai pemenuhan standar yang telah ditetapkan.
  5. Penentuan Nilai dan Rekomendasi: Berdasarkan hasil analisis, tim asesor menentukan nilai akreditasi dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan mutu pendidikan di SMK tersebut.
  6. Pengumuman Hasil: Hasil penilaian akreditasi diumumkan secara resmi melalui sistem online dan/atau surat keputusan.

Dokumen yang Digunakan dalam Setiap Tahapan

Berbagai dokumen penting digunakan dalam setiap tahapan proses akreditasi untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Berikut contohnya:

Tahapan Contoh Dokumen
Pendaftaran dan Persiapan Formulir pendaftaran online, dokumen legalitas SMK, laporan tahunan, bukti kepemilikan sarana dan prasarana, kurikulum, silabus, RPP, dan lain-lain.
Verifikasi Dokumen Daftar periksa dokumen, catatan hasil verifikasi, dan laporan verifikasi dokumen.
Visitasi Lapangan Lembar observasi, transkrip wawancara, foto dokumentasi, dan laporan visitasi lapangan.
Pengolahan Data dan Analisis Data mentah hasil observasi, tabel rekapitulasi data, dan laporan analisis data.
Penentuan Nilai dan Rekomendasi Laporan penilaian akreditasi, dan rekomendasi peningkatan mutu.
Pengumuman Hasil Surat keputusan akreditasi, dan sertifikat akreditasi.

Peran dan Tanggung Jawab Pihak yang Terlibat

Proses akreditasi melibatkan beberapa pihak dengan peran dan tanggung jawab yang spesifik. Kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak sangat penting untuk keberhasilan proses ini.

  • SMK: Mempersiapkan dokumen, menyediakan data yang akurat, dan memfasilitasi proses visitasi.
  • Tim Asesor: Melakukan verifikasi dokumen, visitasi lapangan, pengolahan data, dan memberikan rekomendasi.
  • Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M): Menentukan standar akreditasi, menetapkan prosedur penilaian, dan mengelola proses akreditasi secara keseluruhan.

Alur Diagram Proses Penilaian Akreditasi SMK 2018/2019

Proses penilaian akreditasi SMK tahun 2018/2019 dapat digambarkan dalam alur diagram berikut. Proses dimulai dari pendaftaran online oleh SMK, dilanjutkan dengan verifikasi dokumen, visitasi lapangan, pengolahan data, penentuan nilai dan rekomendasi, dan diakhiri dengan pengumuman hasil akreditasi. Setiap tahapan memiliki input dan output yang saling berkaitan, membentuk alur yang sistematis dan terukur.

Ilustrasi alur diagram ini menyerupai sebuah flowchart dengan kotak-kotak yang menunjukkan setiap tahapan, dihubungkan oleh panah yang menunjukkan alur proses. Setiap kotak berisi deskripsi singkat tahapan tersebut, dan panah menunjukkan arah proses dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Alur ini linear, dimulai dari pendaftaran dan berakhir pada pengumuman hasil, dengan setiap tahapan yang harus dilalui secara berurutan.

Instrumen Penilaian Akreditasi SMK 2018/2019

Proses akreditasi SMK tahun 2018/2019 menggunakan instrumen penilaian yang terstruktur dan komprehensif, bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Instrumen ini dirancang untuk menilai berbagai aspek, mulai dari standar isi, proses pembelajaran, hingga sarana dan prasarana. Pemahaman yang mendalam tentang instrumen ini sangat penting bagi sekolah dalam mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya.

Instrumen Penilaian yang Digunakan

Akreditasi SMK tahun 2018/2019 menggunakan beberapa instrumen penilaian utama. Instrumen-instrumen ini saling berkaitan dan memberikan gambaran holistik tentang kualitas sekolah. Data dikumpulkan melalui berbagai metode, termasuk observasi lapangan, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Berikut beberapa contoh instrumen tersebut:

  • Standar Isi: Instrumen ini menilai kesesuaian kurikulum, silabus, dan materi pembelajaran dengan standar kompetensi lulusan (SKL).
  • Proses Pembelajaran: Instrumen ini mengevaluasi metode pembelajaran, keaktifan siswa, dan keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini juga mencakup penilaian terhadap penggunaan teknologi dan media pembelajaran.
  • Sarana dan Prasarana: Instrumen ini menilai kelengkapan dan kondisi sarana dan prasarana sekolah, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas.
  • Sumber Daya Manusia: Instrumen ini menilai kualifikasi dan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
  • Pengelolaan Sekolah: Instrumen ini mengevaluasi sistem manajemen sekolah, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sekolah.
  • Penilaian Siswa: Instrumen ini menilai sistem penilaian hasil belajar siswa, keakuratan, dan keadilannya.

Contoh Pengisian Instrumen Penilaian

Sebagai contoh, untuk aspek “Proses Pembelajaran”, instrumen mungkin akan menanyakan tentang metode pembelajaran yang digunakan. Sekolah dapat menjawab dengan menjelaskan penggunaan metode pembelajaran aktif seperti project based learning atau inquiry based learning, disertai bukti-bukti seperti foto kegiatan pembelajaran, rencana pembelajaran, dan hasil karya siswa. Untuk aspek “Sarana dan Prasarana”, sekolah perlu mencantumkan data kuantitatif seperti jumlah komputer per siswa di laboratorium komputer, luas perpustakaan, dan kondisi gedung sekolah.

Perbedaan Instrumen Penilaian dengan Tahun Sebelumnya

Perbedaan instrumen penilaian akreditasi SMK antara tahun 2018/2019 dengan tahun sebelumnya mungkin terletak pada penekanan pada aspek-aspek tertentu. Misalnya, tahun 2018/2019 mungkin lebih menekankan pada penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan pengembangan karakter siswa. Perubahan ini mencerminkan perkembangan dan tuntutan zaman terhadap kualitas pendidikan.

Panduan Singkat Pengisian Instrumen Penilaian

Pengisian instrumen penilaian harus dilakukan secara teliti dan akurat. Sekolah perlu menyiapkan data dan dokumen yang dibutuhkan secara lengkap dan sistematis. Penting untuk mengikuti petunjuk pengisian yang diberikan dan memastikan data yang dilaporkan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika ada hal yang kurang jelas, sekolah dapat berkonsultasi dengan tim akreditasi.

Perbandingan Instrumen Penilaian

Tabel berikut memberikan gambaran umum perbandingan beberapa instrumen penilaian. Data ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung pada konteks sekolah.

Aspek Penilaian Metode Pengumpulan Data Contoh Indikator Bobot (%)
Standar Isi Analisis dokumen (kurikulum, silabus) Kesesuaian kurikulum dengan SKL 20
Proses Pembelajaran Observasi, wawancara Penerapan metode pembelajaran aktif 25
Sarana dan Prasarana Observasi, pengecekan dokumen Kelengkapan laboratorium 15
Sumber Daya Manusia Analisis dokumen (sertifikat guru), wawancara Kualifikasi dan kompetensi guru 20
Pengelolaan Sekolah Analisis dokumen (SOP, laporan keuangan), wawancara Efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah 10
Penilaian Siswa Analisis dokumen (rapor, nilai ujian), wawancara Keadilan dan transparansi sistem penilaian 10

Penggunaan Data dan Informasi dalam Akreditasi SMK 2018/2019: Perangkat Akreditasi Smk 2018/2019

Akreditasi SMK tahun 2018/2019 sangat bergantung pada data dan informasi yang akurat dan komprehensif. Proses ini tidak hanya sekedar mengumpulkan data, tetapi juga melibatkan pengolahan dan analisis yang cermat untuk menghasilkan penilaian yang objektif dan adil. Data yang digunakan berperan krusial dalam menentukan kualitas sekolah dan programnya.

Perangkat akreditasi SMK 2018/2019 menjadi sorotan karena pengaruhnya terhadap kualitas pendidikan vokasi. Prosesnya yang ketat menuntut kesiapan menyeluruh, mulai dari sarana prasarana hingga kualitas pembelajaran. Menariknya, perbandingan standarnya mungkin tampak berbeda jika kita melihat contoh yang lebih sederhana, seperti soal ulangan kelas 1 SD 2020 , yang fokus pada pemahaman dasar. Meskipun berbeda konteks, keduanya mencerminkan pentingnya standar dan evaluasi dalam sistem pendidikan.

Kembali ke perangkat akreditasi SMK, data yang terhimpun dari proses ini sangat krusial untuk perbaikan berkelanjutan dan peningkatan kualitas SMK di Indonesia.

Jenis Data dan Informasi dalam Akreditasi SMK 2018/2019

Proses akreditasi SMK 2018/2019 membutuhkan berbagai jenis data dan informasi. Data tersebut dapat dikategorikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif meliputi angka-angka yang terukur, seperti jumlah siswa, guru, sarana prasarana, nilai ujian nasional, dan angka partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sementara data kualitatif berupa deskripsi, seperti uraian visi, misi, program pembelajaran, dan laporan kegiatan sekolah.

Sumber data berasal dari berbagai dokumen sekolah, seperti buku induk siswa, daftar guru dan tenaga kependidikan, rencana pembelajaran, laporan keuangan, serta hasil survei dan wawancara.

Pengolahan dan Analisis Data dalam Akreditasi

Pengolahan data akreditasi melibatkan beberapa tahapan. Mulai dari pengumpulan data dari berbagai sumber, kemudian dilakukan verifikasi dan validasi data untuk memastikan keakuratan dan konsistensinya. Setelah data bersih dan valid, dilakukan analisis data. Analisis ini dapat berupa analisis deskriptif, yang menggambarkan karakteristik data, atau analisis inferensial, yang digunakan untuk menarik kesimpulan dan membuat prediksi.

Contoh analisis deskriptif adalah menghitung rata-rata nilai ujian nasional siswa, sedangkan analisis inferensial dapat digunakan untuk membandingkan kinerja akademik siswa SMK tertentu dengan SMK lainnya.

Contoh Penggunaan Data untuk Mendukung Penilaian Akreditasi

Data digunakan untuk mendukung berbagai aspek penilaian akreditasi. Misalnya, data jumlah guru yang berkualifikasi dan berpengalaman digunakan untuk menilai kualitas tenaga pendidik. Data mengenai sarana dan prasarana, seperti jumlah laboratorium dan komputer, digunakan untuk menilai kelengkapan fasilitas belajar. Tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan kualitas program pengembangan siswa. Data nilai ujian nasional dan prestasi siswa digunakan untuk mengukur kinerja akademik sekolah.

Contoh Laporan Pengolahan Data Akreditasi

Laporan pengolahan data akreditasi biasanya disusun secara sistematis dan terstruktur. Laporan tersebut akan memuat ringkasan data, hasil analisis, dan kesimpulan. Contohnya, laporan dapat menyajikan profil sekolah, data guru dan tenaga kependidikan, data siswa, data sarana dan prasarana, data prestasi akademik, dan data kegiatan ekstrakurikuler. Laporan juga akan memuat interpretasi data yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan sekolah dalam berbagai aspek.

Tabel Jenis Data, Sumber Data, dan Cara Pengolahannya

Jenis Data Sumber Data Cara Pengolahan
Jumlah Siswa Buku Induk Siswa Perhitungan jumlah siswa per kelas dan total siswa
Nilai Ujian Nasional Data Kemendikbud Perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentil
Kualifikasi Guru Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan Analisis persentase guru dengan kualifikasi S1, S2, dll.
Fasilitas Laboratorium Inventaris Sekolah Penghitungan jumlah dan kondisi fasilitas

Peran dan Tanggung Jawab dalam Akreditasi SMK 2018/2019

Proses akreditasi SMK tahun 2018/2019 melibatkan berbagai pihak dengan peran dan tanggung jawab yang spesifik. Keberhasilan akreditasi sangat bergantung pada koordinasi dan kolaborasi yang efektif di antara mereka. Pemahaman yang jelas tentang peran masing-masing pihak sangat krusial untuk memastikan kelancaran dan tercapainya hasil yang optimal.

Identifikasi Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing Pihak

Proses akreditasi SMK melibatkan beberapa aktor kunci, termasuk kepala sekolah, guru, komite sekolah, siswa, dan asesor BAN-SM. Setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab yang saling berkaitan dan membentuk kesatuan yang utuh dalam proses akreditasi. Berikut uraiannya:

  • Kepala Sekolah: Bertanggung jawab atas keseluruhan proses akreditasi di sekolah, termasuk penyiapan dokumen, koordinasi tim, dan komunikasi dengan asesor.
  • Guru: Menyiapkan data dan dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugasnya, berpartisipasi aktif dalam proses visitasi, dan memberikan informasi yang akurat kepada asesor.
  • Komite Sekolah: Memberikan dukungan dan pengawasan terhadap proses akreditasi, memastikan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, dan berperan sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
  • Siswa: Memberikan informasi dan masukan yang relevan kepada tim akreditasi, menunjukkan partisipasi aktif dalam kegiatan sekolah yang mendukung proses akreditasi.
  • Asesor BAN-SM: Melakukan penilaian dan verifikasi terhadap data dan dokumen yang telah disiapkan oleh sekolah, memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penilaiannya.

Bagan Organisasi Alur Tanggung Jawab dan Wewenang

Berikut gambaran bagan organisasi yang menyederhanakan alur tanggung jawab dan wewenang dalam proses akreditasi. Kepala Sekolah berada di puncak, mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh tim. Setiap unit kerja memiliki tanggung jawab spesifik yang dilaporkan kepada kepala sekolah.

(Ilustrasi Bagan: Kepala Sekolah berada di tengah, dengan cabang ke Tim Kurikulum, Tim Sarana Prasarana, Tim Sumber Daya Manusia, dan Tim Administrasi. Setiap tim memiliki anggota yang bertanggung jawab atas tugas spesifik. Asesor BAN-SM berinteraksi dengan Kepala Sekolah dan Tim yang relevan.)

Nah, bicara soal perangkat akreditasi SMK 2018/2019, itu sangat penting untuk memastikan kualitas pendidikan. Prosesnya cukup kompleks, melibatkan banyak dokumen dan standar yang harus dipenuhi. Menariknya, kesiapan siswa dalam menghadapi ujian juga krusial, terutama pengetahuan mereka terhadap kurikulum. Misalnya, untuk mempersiapkan diri menghadapi Penilaian Akhir Semester (PAS), siswa kelas 3 semester 1 bisa berlatih menggunakan soal-soal seperti yang ada di soal pas kelas 3 semester 1 kurikulum 2013 revisi 2018.

Kembali ke perangkat akreditasi, kesuksesan siswa dalam ujian juga bisa menjadi salah satu indikator kualitas sekolah yang akan dinilai dalam proses akreditasi tersebut.

Koordinasi Antar Pihak dalam Proses Akreditasi

Koordinasi yang efektif merupakan kunci keberhasilan akreditasi. Kepala sekolah berperan sentral dalam mengkoordinasikan semua pihak yang terlibat. Rapat-rapat rutin, penggunaan platform komunikasi yang efektif (misalnya grup WhatsApp atau email), dan penyusunan jadwal kerja yang terstruktur sangat penting. Transparansi informasi dan komunikasi dua arah antara semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi hambatan dan memastikan kelancaran proses.

Contoh Pedoman Pelaksanaan Tugas

Pedoman pelaksanaan tugas dibuat secara spesifik untuk setiap pihak yang terlibat. Sebagai contoh, pedoman untuk kepala sekolah akan mencakup tanggung jawab keseluruhan, sedangkan pedoman untuk guru akan lebih spesifik pada penyiapan dokumen portofolio pembelajaran.

(Contoh Pedoman: Penjelasan rinci tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak, termasuk tenggat waktu, format pelaporan, dan prosedur yang harus diikuti. Misalnya, pedoman untuk guru akan menjelaskan bagaimana menyusun portofolio pembelajaran, sedangkan pedoman untuk kepala sekolah akan mencakup panduan untuk mengelola keseluruhan proses akreditasi dan berkoordinasi dengan asesor.)

Tabel Peran dan Tanggung Jawab Setiap Pihak

Tabel berikut merangkum peran dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam proses akreditasi SMK 2018/2019. Tabel ini dirancang responsif dan dapat dilihat dengan baik di berbagai ukuran layar.

Pihak Peran Utama Tanggung Jawab Utama Koordinasi dengan
Kepala Sekolah Pimpinan dan Koordinator Pengelolaan keseluruhan proses, komunikasi dengan asesor Semua pihak
Guru Penyedia Data dan Dokumen Penyiapan data akademik, portofolio, dan bukti fisik Kepala Sekolah, Tim Kurikulum
Komite Sekolah Pendukung dan Pengawas Dukungan sumber daya, pengawasan proses Kepala Sekolah
Siswa Penyedia Informasi Memberikan informasi yang relevan kepada asesor Guru BK, Kepala Sekolah
Asesor BAN-SM Penilai dan Penguji Penilaian dan verifikasi data, pemberian rekomendasi Kepala Sekolah

Dampak Akreditasi SMK 2018/2019 terhadap Kualitas Pendidikan

Akreditasi smp perangkat mtsn pelajaran persyaratan semua telah ban instansi menetapkan badan nasional

Source: palapanews.com

Akreditasi SMK tahun 2018/2019 membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Perangkat akreditasi yang diperbarui bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesiapan lulusan SMK memasuki dunia kerja. Namun, dampaknya terhadap kualitas pendidikan bersifat kompleks, meliputi aspek positif dan negatif yang perlu dikaji lebih dalam.

Dampak Positif Penerapan Perangkat Akreditasi

Penerapan perangkat akreditasi SMK 2018/2019 memberikan dorongan bagi sekolah untuk meningkatkan standar mutu pendidikan. Proses akreditasi memaksa sekolah untuk melakukan evaluasi diri secara menyeluruh, mengidentifikasi kekurangan, dan merancang strategi perbaikan. Hal ini berdampak positif pada berbagai aspek, mulai dari sarana dan prasarana, kualitas guru, hingga kurikulum dan metode pembelajaran.

  • Peningkatan kualitas sarana dan prasarana: Sekolah terdorong untuk memperbaiki fasilitas belajar, seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas.
  • Peningkatan kompetensi guru: Akreditasi mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional melalui pelatihan dan pengembangan.
  • Peningkatan relevansi kurikulum: Kurikulum SMK disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan lebih siap bersaing.
  • Peningkatan tata kelola sekolah: Akreditasi mendorong penerapan sistem manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien.

Dampak Negatif Penerapan Perangkat Akreditasi

Meskipun membawa banyak dampak positif, penerapan perangkat akreditasi juga memiliki beberapa sisi negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangan utama adalah beban administrasi yang cukup berat bagi sekolah, terutama sekolah dengan sumber daya terbatas.

  • Beban administrasi yang tinggi: Proses akreditasi membutuhkan banyak dokumen dan laporan yang perlu disiapkan oleh sekolah.
  • Potensi kesenjangan antar sekolah: Sekolah dengan sumber daya yang memadai lebih mudah memenuhi standar akreditasi dibandingkan sekolah dengan keterbatasan.
  • Fokus pada aspek formalitas: Terdapat potensi fokus yang berlebihan pada pemenuhan persyaratan formal, bukan pada peningkatan kualitas pembelajaran yang substansial.

Studi Kasus Peningkatan Kualitas Pendidikan, Perangkat akreditasi smk 2018/2019

SMK Negeri 1 Semarang, misalnya, mengalami peningkatan kualitas pendidikan setelah melalui proses akreditasi tahun 2018/2019. Setelah dievaluasi, sekolah tersebut memperbaiki laboratorium komputernya, mengadakan pelatihan bagi guru, dan merevisi kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan industri. Hasilnya, tingkat kelulusan siswa meningkat dan daya serap lulusan di dunia kerja juga meningkat signifikan.

Perbandingan Kondisi SMK Sebelum dan Sesudah Akreditasi

Aspek Sebelum Akreditasi Sesudah Akreditasi
Sarana dan Prasarana Kurang memadai, beberapa fasilitas rusak Terperbaiki, fasilitas lebih lengkap dan modern
Kualitas Guru Beberapa guru belum memiliki sertifikasi profesi Sebagian besar guru telah memiliki sertifikasi profesi dan mengikuti pelatihan
Relevansi Kurikulum Kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja Lebih relevan, disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan industri
Tata Kelola Sekolah Sistem manajemen belum terstruktur dengan baik Sistem manajemen lebih terstruktur dan transparan

Pendapat Para Ahli tentang Dampak Akreditasi

“Akreditasi merupakan instrumen penting untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun perlu diimbangi dengan dukungan kebijakan dan sumber daya yang memadai agar dampaknya optimal,” kata Prof. Dr. Budi Santoso, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.

Nah, bicara soal perangkat akreditasi SMK 2018/2019, kita perlu melihat kesiapan sekolah dalam berbagai aspek. Salah satu yang krusial adalah kualitas pembelajaran, yang tercermin dari silabus yang digunakan. Sebagai contoh, bagaimana penerapan kurikulum 2013 di kelas 9? Anda bisa melihat contoh silabusnya di sini: silabus kelas 9 kurikulum 2013. Kejelasan dan kelengkapan silabus seperti ini sangat penting, karena menjadi bagian integral dari bukti kesiapan sekolah dalam perangkat akreditasi SMK 2018/2019 tersebut.

Jadi, bukan hanya soal dokumen, tetapi juga implementasinya di lapangan.

“Proses akreditasi harus berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, bukan hanya pada pemenuhan persyaratan administrasi,” ujar Dra. Ani Lestari, M.Pd., praktisi pendidikan vokasi.

Strategi Memaksimalkan Dampak Positif Akreditasi

Untuk memaksimalkan dampak positif akreditasi, diperlukan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Hal ini meliputi peningkatan kapasitas sekolah, dukungan pemerintah, dan kerjasama dengan dunia usaha dan industri.

  • Peningkatan kapasitas sekolah: Sekolah perlu meningkatkan kemampuan manajerial dan pedagogik guru serta staf.
  • Dukungan pemerintah: Pemerintah perlu memberikan dukungan berupa pendanaan, pelatihan, dan bimbingan teknis kepada sekolah.
  • Kerjasama dengan dunia usaha dan industri: Kerjasama ini penting untuk memastikan relevansi kurikulum dan praktik pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja.

Rekomendasi Perbaikan Perangkat Akreditasi SMK

Penerapan perangkat akreditasi SMK tahun 2018/2019 memberikan pengalaman berharga dalam mengukur kualitas pendidikan vokasi. Namun, beberapa aspek perlu diperbaiki untuk meningkatkan relevansi dan efektivitasnya dalam mencerminkan perkembangan zaman dan kebutuhan industri.

Perangkat akreditasi SMK 2018/2019 memang kompleks, meliputi berbagai aspek mulai dari sarana prasarana hingga kompetensi guru. Menariknya, proses persiapannya menuntut kemampuan analisis dan pemecahan masalah yang mirip dengan yang dibutuhkan saat menghadapi soal CPNS, seperti yang bisa Anda lihat pada contoh kisi kisi soal cpns 2016 . Memahami pola penyusunan soal CPNS bisa membantu kita lebih terstruktur dalam menyusun dokumen akreditasi SMK, membuat prosesnya lebih efisien dan terarah.

Kembali ke perangkat akreditasi SMK 2018/2019, ketepatan data dan penyajian yang sistematis menjadi kunci keberhasilannya.

Penyempurnaan Standar Kompetensi Keahlian

Standar Kompetensi Keahlian (SKK) perlu direvisi secara berkala agar selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri. Revisi ini harus melibatkan praktisi industri dan pakar pendidikan vokasi untuk memastikan relevansi SKK dengan dunia kerja.

  • Integrasi teknologi terkini dalam SKK, misalnya penggunaan software desain 3D dalam jurusan Teknik Mesin.
  • Penambahan modul pelatihan yang fokus pada keterampilan soft skills, seperti komunikasi, kerja tim, dan problem-solving.
  • Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi yang lebih komprehensif, mempertimbangkan portofolio siswa dan hasil kerja nyata.

Peningkatan Kriteria Penilaian Infrastruktur

Kriteria penilaian infrastruktur perlu diperluas dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Penilaian tidak hanya berfokus pada kelengkapan sarana dan prasarana, tetapi juga pada pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.

  • Penilaian terhadap aksesibilitas internet dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.
  • Penilaian terhadap ketersediaan laboratorium dan workshop yang dilengkapi dengan teknologi terkini.
  • Penilaian terhadap keberlanjutan dan pemeliharaan infrastruktur sekolah.

Relevansi Kriteria Penilaian Sumber Daya Manusia

Kriteria penilaian sumber daya manusia perlu lebih menekankan pada kompetensi guru dan tenaga kependidikan dalam mengelola pembelajaran berbasis kompetensi dan memanfaatkan teknologi.

  • Penilaian terhadap sertifikasi profesi guru dan tenaga kependidikan.
  • Penilaian terhadap pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan dalam bidang TIK dan pembelajaran berbasis proyek.
  • Penilaian terhadap kemampuan guru dalam membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.

Saran Praktisi Pendidikan

“Perangkat akreditasi SMK perlu lebih fleksibel dan mengakomodasi kekhasan masing-masing SMK. Penilaian tidak hanya berfokus pada standar minimal, tetapi juga pada inovasi dan kreativitas sekolah dalam mengembangkan program pendidikan yang berkualitas.”

Bapak Budi Santoso, Kepala SMK Negeri 1 Jakarta.

Rekomendasi Perbaikan Perangkat Akreditasi SMK (Tabel)

Aspek Perbaikan Contoh Implementasi Manfaat
Standar Kompetensi Keahlian Integrasi teknologi terkini dan soft skills Menambahkan modul pelatihan desain grafis digital dalam jurusan Desain Komunikasi Visual Meningkatkan daya saing lulusan
Infrastruktur Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Memasang jaringan internet berkecepatan tinggi dan menyediakan perangkat komputer yang memadai Meningkatkan kualitas pembelajaran
Sumber Daya Manusia Pengembangan kompetensi guru dalam TIK Memberikan pelatihan penggunaan learning management system (LMS) kepada guru Meningkatkan efektivitas pembelajaran
Tata Kelola Peningkatan transparansi dan akuntabilitas Penerapan sistem manajemen berbasis data dan informasi yang terintegrasi Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen sekolah

Ringkasan Penutup

Perjalanan kita dalam memahami Perangkat Akreditasi SMK 2018/2019 telah mengungkap kompleksitas dan pentingnya sistem ini dalam menjamin kualitas pendidikan kejuruan. Dari perkembangannya hingga dampaknya, jelas terlihat bahwa akreditasi bukan sekadar serangkaian prosedur, melainkan sebuah komitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing. Semoga pemahaman yang lebih mendalam ini dapat menginspirasi peningkatan kualitas pendidikan di SMK seluruh Indonesia.

Area Tanya Jawab

Apa perbedaan utama antara perangkat akreditasi SMK 2018/2019 dengan tahun sebelumnya?

Perbedaannya bisa meliputi perubahan kriteria penilaian, penambahan atau pengurangan bobot aspek tertentu, dan pembaruan instrumen penilaian untuk menyesuaikan dengan perkembangan kurikulum dan kebutuhan industri.

Bagaimana SMK dapat mempersiapkan diri menghadapi proses akreditasi?

SMK perlu melakukan pemetaan diri terhadap standar dan kriteria akreditasi, memperbaiki kekurangan, dan mendokumentasikan seluruh bukti pencapaian.

Apa sanksi jika SMK tidak memenuhi standar akreditasi?

Sanksinya bervariasi, mulai dari peringatan hingga pencabutan izin operasional, tergantung pada tingkat ketidaksesuaian.

Apakah ada bantuan atau pelatihan yang diberikan untuk membantu SMK dalam proses akreditasi?

Biasanya ada pelatihan dan bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh lembaga terkait untuk membantu SMK dalam memahami dan memenuhi standar akreditasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *