Julistiya E Latif, Mardia Bin Smith
Jurusan Bimbingan dan Konseling
Permainan tradisional adalah permainan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Permainan tradisional berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Permainan tradisional biasanya diadakan di setiap memperingati hari-hari besar,seperti Hari kemerdekaan dan hari raya ketupat( Gebyar ketupat). Banyak permainan tradisional yang sering dimainkan seperti Tarik tambang,panjat pinang,lari kelereng,lari karung,makan kerupuk,dan gigit koin.
Permainan tradisional yang banyak diminati adalah permainan tarik tambang. Permainan tarik tambang merupakan permainan tradisional yang terdiri dari dua tim dan bahannya hanya memerlukan tali yang kuat yang panjang nya kisaran 30-50 meter bagian tengah tali diperi tanda pembatas dengan cat atau kain.
Selain tarik tambang ada lomba panjat pinang, panjat pinang adalah perlombaan yang dilakukan dengan memanjat pohon pinang (atau pohon lainnya) yang sudah dikuliti dan diberi cairan pelicin, untuk memperebutkan barang-barang menarik yang digantungkan di atasnya. Permainan ini bukan hanya diadakan di hari raya ketupat permainan ini juga diadakan di perayaan hari kemerdekaan. Permainan panjat pinang ini banyak diminati bukan hanya di Gorontalo tetapi diluar daerah lainnya.
Selain panjat pinang dan tarik tambang ada juga lomba lari kelereng mulai dari tingkat anak-anak, remaja dan dewasa. Permainan lari kelereng adalah dengan membawa kelereng yang diletakkan di atas sendok sambil di gigit, adalah salah satu hiburan yang unik yang sering di perlombakan pada kegiatan-kegiatan lebaran ketupat. Dan lomba ini pula selalu menarik perhatian semua orang pada waktu pelaksanaan lomba akan dimulai.
Permainan tradisional lainnya adalah lari karung, lari karung juga tidak kalah menarik dari lomba” lainnya karena uniknya permainan ini diharuskan melompat dengan menggunakan karung dan helm dan peserta tidak boleh jatuh. Permainan lari karung juga menunjukan jiwa muda bangsa yang berjuang untuk semua kesuksesan.
Selanjutnya ada lomba makan kerupuk. Permainan ini diikuti dengan antusias oleh masyarakat Isimu. Uniknya permainan ini peserta makan kerupuk yang digantungkan dengan tali dan tangan peserta di ikat dibelakang. Peserta yang tercepat menghabiskan lebih dulu maka ia yang menjadi pemenang.
Salah satu dari sekian banyak perlombaan yang selalu rutin diadakan pada saat ketupat oleh masyarakat Isimu adalah lomba gigit koin (uang logam). Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini para pesertanya diharuskan untuk mengambil koin-koin yang ditancapkan pada buah semangka, pepaya, atau jeruk bali dengan cara menggigitnya. Permainan gigit koin merupakah salah satu permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh perempuan dan laki-laki, remaja dan dewasa. Bagi peserta yang dapat mengumpulkan koin paling banyak dinyatakan sebagai pemenangnya.
Memperingati Hari raya ketupat 1 Syawal 1444 H masyarakat Isimu kabupaten Gorontalo mengadakan gebyar ketupat tepatnya di Lapangan karya isimu kabupaten Gorontalo. Mereka mengadakan bermacam-macam lomba misalnya panjat pinang,tarik tambang,lari kelereng,lari karung,makan kerupuk,dan gigit koin,. Total bonus yang di dapat adalah Rp 5.000.000. Gebyar ketupat tersebut diadakan hanya untuk hiburan masyarakat. Permainan tradisional yang dirayakan di hari raya ketupat banyak mendapat dukungan dari remaja muda dan masyarakat setempat. Banyak keseruan dan kebersamaan yang didapatkan. Pemenang yang menang mengikuti lomba pulang dengan membawa hadiah
Gebyar ketupat merupakan tradisi yang baik dilakukan, karena banyak permainan tradisional yang bisa melestarikan kebudayaan. Gebyar ketupat ini juga bisa mempererat silaturahmi masyarakat dan persaudaraan akan tetap terjaga.
Jika tradisi ini turut dikembangkan dan dimeriahkan lebih serius, saya rasa tradisi rutin ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata andalan Gorontalo. Gebyar budaya ini disaksikan oleh banyak anak-anak muda. Bahkan, para penari dan pengisi cara lainnya kebanyakan anak-anak millenials. “Kiprah pemuda bangsa untuk urusan pelestarian budaya.