Tiga hari yang lalu kita baru saja merayakan apa yang disebut dengan Hari besar lingkungan hidup atau yang biasa kita sebut dengan (HBLH) yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2023.
Hari besar lingkungan hidup merupakan perayaan yang mengangkat kesadaran akan pentingnya menjaga dan melindungi planet kita ini (Bumi), ini adalah momen penting bagi kita semua untuk merefleksikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk memastikan keberlanjutan planet ini bagi generasi mendatang.
Pada hari besar lingkungan hidup, komunitas di seluruh dunia berkumpul untuk mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan. Selain itu, hari besar lingkungan hidup juga sering dijadikan sebagai kesempatan untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga lingkungan.
Kalau kemudian kita lihat kembali basis literatur, dalam sebuah buku yang berjudul RIO+10 (Pertambangan dan penghancuran berkelanjutan) yang ditulis oleh Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), lahirnya Hari Besar Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm Swedia memuat point penting. Mengapa demikian…? karena merupakan penentu langkah awal upaya penyelamatan lingkungan hidup secara global.
Konferensi Internasional Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia pada tahun 1972, adalah Konferensi yang sangat bersejarah, karena merupakan konferensi pertama tentang lingkungan hidup yang diprakarsai oleh PBB. Dalam Konferensi Stockholm inilah untuk pertama kali motto “Hanya Ada Satu Bumi” (Only One Earth) untuk semua manusia.
Kita tarik jauh lagi dalam sejarah Konferensi Bumi Rio De Janeiro ad semacam poin penting yang menjadi topik dalam pembahasan ini yaitu Permasalahan Polusi, Perubahan Iklim, penipisan lapisan ozon,penggunaan dan pengelolaan Sumber Daya Laut dan Air, Meluasnya Penggundulan Hutan, Penggurunan dan Degradasi Tanah, serta Penipisan Keanekaragaman Hayati.
Konferensi Rio berupaya menyatukan perhatian Dunia tentang masalah Lingkungan yang terjadi di planet ini, masalah itu sangat berkaitan erat dengan Kondisi Ekonomi dan Keadilan Sosial.
Menurut saya hal semacam ini yang kemudian perlu kita refleksikan sebagai pondasi dasar kita dalam memahami hari besar lingkungan hidup dan membuka cakrawala berpikir kita dalam merawat bumi dan lingkungan kita, agar kemudian perayaan hari besar lingkungan hidup tidak kemudian habis dalam perayaan momentum saja.
Sebagai salah satu negara yang menandatangani kesepakatan Agenda 21, Indonesia juga menjadi pemain aktif yang harus menilai dan membuat review kinerjanya. di samping itu sebagai bagian dari ekosistem bumi, Indonesia harus memberikan kontribusi dan melakukan posisi tawar dalam percaturan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan dalam ajang internasional.
Kalau kemudian kita coba melihat secara realitas Indonesia telah menyimpang jauh dari sistem berkelanjutan, kenapa demikian..? Indonesia adalah salah satu contoh negara yang mengeksploitasi kekayaan mineralnya tanpa diimbangi dengan sistem peraturan yang memadai yang kemudian berimplikasi pada keuntungan Investor dan mirisnya dalam kerugian terhadap masyarakat, masyarakat selalu menjadi korban kerasukan pemilik modal.
Alih-alih dalam tagline Pembangunan berkelanjutan yang dengan tiga pilarnya (Sosial,Ekonomi dan Lingkungan) tapi secara realitas yang terjadi adalah penghancuran berkelanjutan karena melenceng dari 3 pilar pembangunan berkelanjutan.
Masih banyak kesenjangan dalam pembangunan yang ada di indonesia yang tidak sinkron dengan tiga pilar dimaksud, semacam ada dominasi keuntungan ekonomi tanpa memperhatikan aspek lingkungan dan juga sosial.
Saya kira ini menjadi hal yang urgent yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun seluruh stakeholder dalam menjaga dan melestarikan lingkungan juga dalam mengembangkan pembangunan berkelanjutan.
Terakhir saya ingin mengatakan bahwa kami HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Persiapan Bone Bolango sebagai basis kaum terdidik sebagaimana yang dimaksud oleh Pramoedya annanta Toer dalam bukunya Bumi Manusia “Kau adalah orang yang terdidik, maka sudah seharusnya kamu berlaku adil sejak dalam pikiran dan perbuatan”.
Maka dari itu kami akan tetap terus mengawal dan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pembangunan.Sesuai dengan tujuan organisasi yaitu (Masyarakat Adil Makmur).