Potret Pendidikan Di Desa Terpencil

Melani Patricia Kaluku
Mardia Bin Smith
Jurusan: Bimbingan Dan Konseling

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu visi yang hendak diwujudkan oleh Negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4. “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”.

Pembukaan UUD pada alinea ke-4 ini menggambarkan cita-cita luhur Negara untuk membangun sumber daya manusia yang unggul demi tercapainya kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera.

Pemerintah sadar bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, semua masyarakat Indonesia wajib mendapatkan pendidikan yang layak pada tingkat satuan pendidikan. Pendidikan merupakan upaya negara untuk memanusiakan manusia, dimana dengan pendidikan setiap individu dapat mengembangkan potensi diri dan membebaskan diri dari kebodohan hingga mencapai kebijaksanaan.

Baca Juga :   Punahnya Air Terjun Olonggata, Moutong, Sulawesi Tengah

karena itulah pendidikan sangat penting bagi seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali. Namun demikian jika melihat fenomena pendidikan di Indonesia saat bisa dikatakan masih sangat jauh untuk mencapai cita-cita luhur Negara, mencerdaskan kehidupan berbangsa. Contohnya sekolah dasar di daerah saya sendiri tepatnya di Desa Pulohenti, dusun lamahu, Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara.

Anak-anak sekolah dasar (SD) disini untuk sampai di sekolah, setiap harinya mereka harus menempuh jarak sejauh 4 kilometer untuk tibah dengan kondisi jalan yang rusak. Jika terjadi hujan jalan yang dilalui menjadi becek, berlumpur dan kadang-kadang menjadi licin. Meskipun kondisinya seperti ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk menggapai cita-cita mereka.

Baca Juga :   Jokowi Bahas Krisis Global Bersama Pimpinan Lembaga

Selain akses jalan yang rusak kondisi sekolah juga sangat mengkhawatirkan, dimana bangunan kelasnya sudah rusak, sehingga para siswa dalam proses belajar harus digabung dalam satu ruangan dengan tingkat kelas yang berbeda. Begitu juga dengan tenaga pengajar yang ada disana, masih sangat terbatas. Guru-guru di sekolah dasar negeri 9 ini hanya terdiri dari 7 orang.

ruang perpustakaan sekolah juga tidak memadai sebab buku-buku bacaan untuk siswa masih sangat kurang, dan seharusnya pemerintah daerah membantu memperbaiki infrastruktur, sarana dan prasarana di sekolah ini untuk menunjang mutu pendidikan. setiap murid sekolah wajib mendapatkan mutu pendidikan yang baik.

Kepala sekolah juga sudah melaporkan kondisi sekolah kepada dinas Pendidikan kabupaten Gorontalo utara, namun sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat. 

Baca Juga :   Cegah Pertambangan Ilegal, Polda Sultra Lakukan Patroli Di Wilayah Pertambangan

Menurut saya buruknya kualitas pendidikan di indonesia didasari oleh banyak hal, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai, kurangnya tenaga pengajar dan tidak tersediannya buku-buku bacaan.

Maka dari itu pemerintah seharusnya memberikan fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah tenaga pendidik di desa tersebut. Sebagai Negara yang memiliki cita-cita yang luhur baik seharusnya bisa berkontribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil dalam meningkatkan mutu pendidikan mereka.

Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di indonesia. Melihat mutu pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan penyebaran guru secara rata, memberikan fasilitas yang memadai, dan melakukan sosialisasi secara berkala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *