Wapres Minta Pelajar Muhamadiyah Komitmen Majukan Bangsa

Identif.id, Jakarta – Wakil Presiden Indonesia KH. Ma’ruf Amin minta ikatan pelajar muhamadiyah (IPM) ikut berkontribusi aktif dalam mencegah munculnya paham radikalisme maupun sikap intoleran sebagai upaya menjaga komitmen kebangsaan.

Hal ini disampaikan KH. Ma’ruf saat memberikan sambutan kunci secara virtual pada acara Tanwir IPM. Kamis (22/9/2022).

KH. Ma’ruf menyampaikan bahwa IPM memiliki banyak intelektual muda yang bisa berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa, baik melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun pengembangan inovasi untuk tercapainya Indonesia yang maju dan sejahtera.

Baca Juga :   Wapres Kenang Buya Syafii Maarif sebagai Guru Bangsa yang Moderat dan Sejuk

“Hal ini juga sekaligus untuk memacu semangat generasi muda Muhammadiyah untuk mengembangkan dirinya agar nantinya menjadi pemimpin terbaik bangsa,” ujar KH. Ma’ruf.

Kemudia Wapres juga menjelaskan bahwa Pancasila, UUD 1945, dan NKRI, oleh para ulama disebut sebagai al-mitsaq al wathany (kesepakatan nasional). Atas dasar hal tersebut, ia pun menyebut Indonesia sebagai Darul Mitsaq (negara kesepakatan) yang menurutnya dalam bahasa Muhammadiyah disebut sebagai Darul ‘ahdi was-syahadah

Baca Juga :   Wapres Tegaskan Guru Harus Jadi Uswatun Hasanah

“Seraya mengembangkan dakwah kesejukan sesuai dengan ajaran Islam Wasathiyah yang rahmatan lil ‘alamin kepada masyarakat dan bekerja sama dengan Pemerintah untuk merawat harmoni dan persatuan bangsa,” Kata Ma’ruf.

Menurut KH. Ma’ruf, dalam setiap upaya yang kita lakukan untuk memperbaiki umat (islahu ummat) baik dakwah, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan lainnya, kita harus berada dalam bingkai kesepakatan nasional.

Baca Juga :   Penurunan Stunting Perlu Inovasi Daerah Manfaatkan Kearifan Lokal

“Artinya segala upaya dalam membangun bangsa harus terus dalam koridor kesepakatan nasional,” ujarnya.

“Dan untuk mencegah kemungkinan terjadinya perpecahan bangsa, kita juga harus mencegah adanya (atau) munculnya kelompok-kelompok yang keluar dari komitmen kebangsaan ini, utamanya timbulnya paham radikalisme maupun sikap intoleran di tengah bangsa ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *